Penemuan Emas di Sungai Eufrat: Fakta atau Tanda Kiamat?

photo author
- Kamis, 7 Agustus 2025 | 21:49 WIB
Ilustrasi emas (Dok. Canva)
Ilustrasi emas (Dok. Canva)


Jakarta, Klikaktual.com - Baru-baru ini dunia maya dihebohkan oleh video warga di sekitar Sungai Eufrat yang terlihat sedang menggali endapan berkilau yang diduga emas.

Fenomena ini terjadi di wilayah al-Bukhamid, Raqqa, Suriah, setelah permukaan air Sungai Eufrat menyusut drastis karena musim kering panjang dan berkurangnya pasokan air dari hulu. Banyak yang mengaitkan penemuan ini dengan hadis Nabi Muhammad SAW tentang munculnya gunung emas di akhir zaman. Lalu, apa sebenarnya yang terjadi?

Saat air Sungai Eufrat surut hingga ke titik yang belum pernah terlihat sebelumnya, warga setempat mulai melihat kilauan di dasar sungai. Mereka langsung menggali dan mengambil bongkahan kecil berwarna emas dengan alat seadanya, berharap telah menemukan kekayaan besar.

Baca Juga: Riefky : Pemerintah Siapkan Lapangan Kerja di Industri Ekonomi Kreatif

Video-video ini pun menyebar cepat di media sosial, terutama di TikTok dan Instagram, dengan klaim bahwa emas sudah muncul dari Sungai Eufrat. Tak sedikit yang meyakini bahwa ini adalah tanda-tanda kiamat seperti dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

Sayangnya, para ahli geologi memberikan pendapat berbeda. Kilauan yang terlihat itu kemungkinan besar adalah pyrit atau 'fool’s gold', mineral yang menyerupai emas tapi tidak memiliki nilai jual tinggi. Pyrit sering muncul di wilayah sedimen, dan kilauannya bisa menipu mata awam.

Baca Juga: Kemenpora : Perguruan Tinggi Pilar Penting Pembinaan Olahraga

Menurut pengamat geologi Suriah, Khaled al-Shammari, tidak ada bukti ilmiah bahwa yang ditemukan adalah emas murni. Belum ada analisis laboratorium resmi yang membuktikan bahwa material tersebut adalah logam mulia.

Yang membuat kasus ini menjadi semakin ramai adalah keterkaitannya dengan hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan:

Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga Sungai Eufrat menyusut dan menyingkap gunung emas. Manusia akan saling membunuh untuk merebutnya. Dari setiap seratus orang, hanya satu yang selamat.

Banyak umat Islam yang percaya bahwa fenomena ini adalah nubuat yang mulai terwujud. Namun, para ulama menekankan inti dari hadis ini bukan sekadar munculnya emas, melainkan peringatan agar manusia tidak serakah dan tidak saling membunuh karena harta.

Baca Juga: Menpora Harap Lebih Banyak Venue Internasional dan Turnamen ITF di Indonesia

Dari sisi ilmu geologi, kemungkinan adanya gunung emas di bawah Sungai Eufrat sangat kecil. Wilayah tersebut bukan daerah penghasil emas dan tidak memiliki rekam jejak adanya endapan logam mulia secara alami. Namun, ahli geologi seperti Dr. Agus Hendratno dari UGM menambahkan bahwa istilah gunung emas bisa saja bersifat simbolik.

Beberapa teori menyebut bahwa gunung emas bisa merujuk pada, Kekayaan minyak dan gas bumi (migas) di wilayah Mesopotamia. Kemakmuran masa lalu peradaban Babilonia dan Sumeria. Atau bahkan pusat konflik kekuasaan dan kekayaan di Timur Tengah.

Penyusutan air Sungai Eufrat bukanlah hal baru. Pembangunan bendungan besar di hulu sungai oleh Turki. Perubahan iklim yang menyebabkan musim kemarau ekstrem. Infrastruktur irigasi rusak akibat konflik berkepanjangan di Suriah dan Irak. Data menunjukkanaliran Eufrat dari Turki ke Suriah berkurang hingga 60%, memperparah krisis air dan memunculkan fenomena-fenomena alam baru.

Sejauh ini, belum ada pengumuman resmi dari pemerintah Suriah atau lembaga geologi internasional mengenai keberadaan emas di dasar Sungai Eufrat. Namun, warga terus berdatangan untuk menggali. (syamsi wajkumar)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ida Ayu Komang

Tags

Rekomendasi

Terkini

X