Jakarta, Klikaktual.com - Bencana banjir bandang kembali mengguncang India. Tepatnya pada 5 Agustus 2025, wilayah Dharali, sebuah desa wisata yang terletak di distrik Uttarkashi, negara bagian Uttarakhand. Kejadian ini terjadi akibat fenomena cloudburst atau kemungkinan lain berupa ledakan danau gletser di kawasan pegunungan Himalaya.
Menurut laporan dari berbagai media internasional, banjir bandang ini menyapu Puluhan rumah, sedikitnya 25 hotel dan homestay, Sebagian besar pusat pasar Dharali Lebih dari 100 orang dilaporkan hilang, dan setidaknya 4 orang dikonfirmasi meninggal dunia. Beberapa laporan juga menyebut 11 tentara India hilang dari pos militer terdekat di Harsil.
Pemerintah India merespons cepat dengan mengerahkan Tim penyelamat dari Tentara India, NDRF, SDRF, Penggunaan helikopter, drone, dan anjing pelacak, Alat berat untuk evakuasi puing dan reruntuhan.
Baca Juga: Insiden Festival Kembang Api di Jepang: Ponton Terbakar, 5 Pekerja Loncat ke Laut
Akses menuju lokasi sangat sulit karena longsoran tanah menutup jalan, dan jaringan listrik serta komunikasi lumpuh. Tim penyelamat harus menggunakan telepon satelit untuk koordinasi.
Meskipun awalnya disebut sebagai cloudburst, para ahli menyatakan tidak ada hujan deras yang signifikan di wilayah tersebut saat kejadian. Berdasarkan data satelit, para ilmuwan menduga adanya keruntuhan gletser atau ledakan danau gletser yang menyebabkan limpahan air secara tiba-tiba.
Hal ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana seperti ini di wilayah pegunungan Himalaya.
Baca Juga: Ummi Quary Tampil Memesona di Gala Premiere Film Pamali : Tumbal, Netizen Beri Pujian Habis-Habisan
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyampaikan belasungkawa dan memastikan seluruh kekuatan negara dikerahkan dalam upaya penyelamatan.
Sementara itu, Gubernur Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami, menyebut operasi penyelamatan dilakukan dengan semangat perang.
Peristiwa ini mengingatkan dunia akan betapa rentannya wilayah pegunungan terhadap perubahan iklim dan pembangunan yang tidak terkendali. Para ahli menyerukan, Pemantauan rutin terhadap danau-danau gletser, evaluasi ulang pembangunan di kawasan sensitif, peningkatan sistem peringatan dini dan edukasi warga. (syamsi wajkumar)