Pesawat Antonov An-24 Jatuh di Rusia, Tak Ada Korban Selamat

photo author
- Jumat, 25 Juli 2025 | 19:35 WIB
Ilustrasi pesawat. Sebuah pesawat penumpang jenis An-24 dilaporkan hilang dari pantauan radar saat mendekati bandara Tynda di wilayah Amur, Rusia Timur, pada Kamis 24 Juli 2025. (G.C. dari Pixabay)
Ilustrasi pesawat. Sebuah pesawat penumpang jenis An-24 dilaporkan hilang dari pantauan radar saat mendekati bandara Tynda di wilayah Amur, Rusia Timur, pada Kamis 24 Juli 2025. (G.C. dari Pixabay)


Jakarta, Klikaktual.com - Sebuah pesawat penumpang Antonov An‑24 yang dioperasikan oleh Angara Airlines jatuh di wilayah Timur Jauh Rusia, dekat kota Tynda di Provinsi Amur, pada 24 juli 2025 menewaskan seluruh 48–50 orang di dalamnya, termasuk lima anak-anak.

Pesawat Antonov An-24 lepas landas dari Blagoveshchensk dan hilang dari radar sekitar pukul 13.00 waktu setempat saat sedang melakukan pendekatan kedua ke bandara Tynda dalam kondisi cuaca buruk.

Tim SAR menemukan bangkai pesawat Antonov An-24 yang terbakar di sebuah lereng hutan sekitar 16 km selatan kota Tynda, namun helikopter tidak bisa mendarat, sehingga penyelamatan terhambat dan korban diperkirakan semuanya tewas.

Baca Juga: Alexander Isak Minta Dijual Newcastle, Mau Ke MU Atau Liverpool?

Gubernur Amur, Vasily Orlov, menyatakan segera menurunkan semua kekuatan dan sumber daya untuk operasi pencarian dan identifikasi korban, serta menetapkan masa berkabung tiga hari di wilayah tersebut.

Pesawat yang jatuh dibangun pada tahun 1976, pernah diterbangkan oleh Aeroflot pada era Uni Soviet, dan selanjutnya dioperasikan oleh Angara Airlines. Meskipun telah mendapatkan sertifikat laik terbang hingga 2036, pesawat ini memiliki catatan empat insiden sejak 2018.

Sebagai mesin turboprop buatan era 1950-an, Antonov An‑24 terbiasa digunakan untuk rute jarak pendek di Rusia. Namun rekam jejak keselamatannya dipertanyakan, dengan lebih dari 60 kecelakaan dilaporkan sejak tahun 2000.

Baca Juga: Dijamin seru, Ini 10 Ide Lomba 17 Agustus untuk Si Kecil

Investigasi awal oleh pihak berwenang Rusia menunjukkan kemungkinan besar penyebab kecelakaan adalah kesalahan awak selama pendaratan dalam kondisi visibilitas rendah, meski kemungkinan kegagalan mekanis masih diperiksa.

Tekanan terhadap keselamatan penerbangan regional semakin meningkat akibat sanksi Barat, yang menghambat akses ke suku cadang dan layanan perawatan, terutama sejak Antonov berasal dari Ukraina dan tidak lagi menyediakan dukungan teknis ke Rusia.

Angara Airlines, berbasis di Irkutsk, Siberia, mengoperasikan sekitar 10 pesawat An‑24, semuanya buatan awal 1970‑an, menjadikannya maskapai regional yang sangat mengandalkan armada tua tersebut.

Baca Juga: RPJMD 2025–2029 Disampaikan, Pemkot Cirebon Wujudkan Visi Pembangunan Setara dan Berkelanjutan

Investigasi resmi telah dibuka oleh pemerintahan Rusia, dengan pertimbangan aspek pidana dan kelalaian, serta kemungkinan keterlibatan pilot error dan kegagalan teknis. Presiden Putin telah diberi pengarahan mengenai insiden tersebut.

Cuaca pada saat kejadian dilaporkan sangat buruk awan rendah, kabut, dan hujan lebat, memperberat prosedur pendaratan ulang dan meningkatkan risiko navigasi dekat lereng bukit atau rintangan di sekitarnya.

Tragedi ini menyoroti dilema utama di sektor penerbangan Rusia antara kebutuhan mempertahankan konektivitas ke wilayah terpencil dengan pesawat tua dan meningkatnya kekhawatiran soal standar keselamatan dan pencegahan insiden fatal di masa depan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ida Ayu Komang

Tags

Rekomendasi

Terkini

X