Sebagaimana yang selama ini berjalan, lanjut Adib, sidang isbat dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.
Baca Juga: Barito Tahan Imbang Persib, Coach Robert: Ini Poin Penting bagi Mereka
Kementerian Agama berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah. Forum ini sekaligus menjadi sarana untuk berdiskusi.
“Sidang Isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," jelas Adib, dikutip dari laman Kemenag.
Terkait perbedaan, Adib mengaku bahwa potensi itu ada saja. Sebelumnya, pernah juga terjadi perbedaan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah.
Baca Juga: 12 Kata-kata Mutiara Bulan April 2022 yang Penuh Doa dan Harapan Baik
Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.
“Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyu’an dalam menjalani ibadah puasa,” pesan Adib. ***
Artikel Terkait
Buya Yahya Menjawab: Hukum Berhubungan Badan Suami Istri di Siang Hari Ramadhan, Apakah Istri Boleh Menolak?
Buya Yahya Menjawab: Apa Benar setelah 15 Syaban Tidak Boleh Puasa?
Buya Yahya Menjawab: Apakah Puasa Seseorang Batal saat Ada Sisa Makanan di Mulut pada Siang Hari?
Buya Yahya Menjawab: Bolehkah Tidak Puasa Ramadhan saat Perjalanan Mudik ke Kampung Halaman?
Pekerja Berat Boleh Tak Berpuasa di Siang Hari Ramadhan, Tapi Ada Syaratnya, Simak Penjelasan Buya Yahya
Ini 9 Orang yang Tidak Wajib Puasa Ramadhan, Kenapa? Buya Yahya Menjawab