Benyamin Ahmed, Bocah 12 Tahun Raup Rp5,7 Miliar dari Jualan NFT Ikan Paus

photo author
- Minggu, 29 Agustus 2021 | 16:03 WIB
Benyamin Ahmed. Foto: Dokumen pribadi
Benyamin Ahmed. Foto: Dokumen pribadi

 

BENYAMIN Ahmed, bocah laki-laki berusia 12 tahun dari London, sukses meraup sekitar £290.000 atau sekitar Rp5,7 miliar (dengan kurs Rp19.700/poundsterling) dalam jangka waktu dua bulan.

Benyamin Ahmed mengisi liburan sekolahnya dengan belajar cara membuat kode, sekaligus membuat karya seni pixelated yang disebut Weird Whales (Paus Aneh). Kemudian menjualnya sebagai token yang tidak dapat dipertukarkan (NFT).

Benyamin Ahmed sejak usia 5 tahun, mulai melakukan pemrograman setelah melihat ayahnya, Imran yang bekerja sebagai pengembang web.

Untuk diketahui, NFT merupakan karya seni yang bisa dijadikan token untuk membuat sertifikat kepemilikan digital yang dapat dijualbelikan.

Baca Juga: Harga Cabai Anjlok, DPR Sebut Biangnya Kebijakan Impor Pemerintah

Benyamin Ahmed menjual NFT yang dimilikinya dengan mata uang kripto. Selanjutnya menyimpan penghasilannya dalam bentuk Ethereum.

Cara ini membuat aset keuangan Benyamin mengalami peningkatan drastis. Disesuaikan dengan harga Ethereum saat itu.

Perlu diketahui bahwa NFT Weird Whales yang dijual oleh Benyamin baru-baru ini bukanlah token digital pertama yang dibuatnya. Dia juga pernah menjual sejumlah token NFT buatannya yang terinspirasi Minecraft, namun sayangnya token tersebut tidak terjual dengan baik.

Tidak berhenti di situ, Benyamin Ahmed dikabarkan sedang mengerjakan proyek koleksi NFT ketiganya bertema superhero. Saat ini dia juga ingin membuat NFT bertema "permainan bawah air" yang juga akan menampilkan gambar paus.

Baca Juga: Viral! Salat di Masjid, Sujud Tak Bangun-bangun, Ternyata...

Dia mulai dengan HTML dan CSS, lalu mengembangkan keterampilan pengkodeannya, dan mempelajari JavaScrit serta program lainnya. Namun, NFT, kontrak pintar, dan kumpulan kode telah menarik perhatian Ahmed.

Ayah Benyamin, Imran yang sehari-harinya menjadi pengembang perangkat lunak atau software mengaku, dirinya sudah mengajari Benyamin dan saudara lelakinya, Yoesof, cara men-coding sejak mereka berusia masing-masing 5 dan 6 tahun. Imran mengatakan, melatih anak-anaknya coding selama 20 hingga 30 menit dalam sehari.
***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ida Ayu Komang

Tags

Rekomendasi

Terkini

X