Selain hasil dana BLBI untuk menyelamatkan Bank miliknya. Ternyata beberapa miliar juga Sjamsul tempatkan untuk menyelematkan hutang Gajah Tunggal kala krisis moneter 1998 itu.
Gajah Tunggal sendiri memiliki bisnis yang bagus. Berdiri sejak 1981, merupakan produsen ban yang terintegrasi, sudah mimiliki pabrik dan juga memproduksi materialnya sendiri. Sudah tembus ekspor ke seluruh dunia.
"…76 pelanggan di seluruh dunia percaya kami. Sekitar 120 juta ban sudah diekspor oleh GT sejak 1980 -an," papar William Gozali, GM Sales Ekspor, kepada pihak SWA.co.id
Berawal pada tahun 1983, yang mana melayani ekspor Timur Tengah, untuk ban kendaraan berat seperti truk. Tahun 1992 mulai berbisnis ekspor buat ban sepeda motor, dimana 2011 senilai Rp.4 T, meskipun lantas turun karena ada krisis di Amerika dan Eropa tetap Gajah Tunggal berjaya.
Berawal dari nama Gajah Tunggal, kemudian berkembang sesuai kebutuhan brand untuk mencapai ke arah global. Gajah Tungga menjelma menjadi GT -lengkapnya GT Radial-, sebuah mereka ban global siap mendunia.
Dalam upayanya mengembangkan produk dan jasa. GT juga coba mengedukasi maysarakat tentang bisnisnya. Meyakinkan mereka bahwa produk ban bukan produk tambahan. Maksudnya adalah satu produk penting yang harus diservis dan diganti, bukan menunggu sampai ban gundul barulah. (gna)