JAKARTA, Klikaktual.com- Nama Sjamsul Nursalim, sedang moncer dan kembali menjadi perbincangan publik. Pasalnya, suami Itjih Sjamsul Nursalim ini adalah orang pertama yang mendapat surat perintah penghentian penyidikan (SP3) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus mega skandal BLBI yang merugikan negara Rp4,58 triliun. Lalu siapa sebenarnya Sjamsul Nursalim?
Seperti dilansir laman biografi-pengusaha.blogspot.com, Sjamsul Nursalim memulai bisnisnya dengan perusahaan ban, PT. Gajah Tunggal lantas menjadi satu dari pemilik bank besar bernama Bank Dagang Negara Indonesia. Nah, dari sanalah sosoknya jadi mencuat tajam bayangkan, karena dapat bantuan BLBI yang membuatnya kaya sampai Rp4 triliun.
Awalnya Sjamsul Nursalim menjadi pengusaha di bidang distribusi ban dengan bendera PT Gajah Tunggal. Dia berjualan ban impor untuk sepeda. Lambat laun ketika kendaraan bermotor bermunculan. Gajah Tunggal mulai mengalihkan produknya.
Di tahun 1971, perusahaan miliknya membuat produk variasi ban baru untuk sepeda motor. Bisnis ini sejalan kebutuhan masyarakat. Pengalaman tersebut lantas membawa Gajah Tunggal menjadi pemain utama. Bahkan disebut memonopoli produk ban di Indonesia loh.
Bayangkan, dari sepeda ke sepeda motor, lantas bisnis Gajah Tunggal masuk ke ban mobil untuk penumpang dan disusul ban untuk kendaraan truk pada 1981. Gajah Tunggal sudah memiliki 5 buah pabrikan. Produknya sangat inovatif dan kontinu dalam hal produksi ban.
BISNIS BANK
Perusahaan Sjamsul berbisnis ban biasa, ban radial, dan ban sepeda motor. Untuk pabrik ban itu ada di kawasan industri Tangerang. Selain bisnis ban, Sjamsul merambah ke bisnis ritel kelas menengah atas, lewat Mitra Adiperkasa, sebagai pemegang hal dagang Starbuck, Zara, Burger King, Samsonite.
Membahas mengenai kasus BLBI Sjamsul Nursalim. Didapat dari berbagai sumber, kasus tersebut ia memang sengaja ciptakan bersama sosok bernama Syafruddin, salah satu petinggi BI. Dimana dia mendapatkan bantuan surat lunas padahal hutangnya saat itu sampai Rp.27,4 triliun.
Pemikiran kala itu adalah karena krisis moneter. Bayangankan bahwa bank miliknya bisa sangat fundamental meruntuhkan ekonomi jika tidak diselamatkan, dimana tidak cuma ada BDNI tetapi juga ada bank lain antara lain, BCA (Salim Group), Bank Umum Nasional (Bob Hasan), Bank Surya (Sudwikatmo), Bank Risjad Salim Internasional (Ibrahim Risjad).