Bagi pengunjung, tersedia rumah-rumah ramah lingkungan yang dilengkapi toilet. Pengunjung bisa memilih akan menginap di bangunan yang sudah disediakan warga, atau homestay di rumah warga.
Baca Juga: Inspirasi Nama anak Laki-laki Islam yang Lahir pada Hari Minggu
“Menginap di hutan juga bisa. Ada area yang bisa digunakan untuk membangun tenda, tanpa membuka lahan. Di area sungai sering kali ada area bebatuan yang bisa dijadikan lokasi kemping. Atau, ada sejumlah area lapang di bawah pepohonan,” kata Diyah Deviyanti.
4. Eco-friendly traveling sama dengan ecotourism
Karena sama-sama ada kata ‘eco’, dan sama-sama mengandung unsur wisata, maka tak sedikit yang menyangka bahwa eco-friendly traveling sama dengan ecotourism.
Sebenarnya tidak sama. Eco-friendly traveling lebih pada rasa kepedulian atau tanggung jawab sebagai traveler terhadap lingkungan.
Baca Juga: Squid Game Ditiru Salah Satu Sinetron Indonesia, Begini Respons Netflix
Namun, Diyah Deviyanti melihat ada benang merah di antara keduanya, yaitu sama-sama peduli terhadap alam. Hanya, caranya saja yang berbeda. Ia mencontohkan perilaku eco-friendly traveling.
Ketika kita pergi dengan pesawat, artinya ada jejak karbon yang cukup besar. Maksudnya, ada karbondioksida dari pesawat yang dihasilkan dan berpotensi menyebabkan polusi.
Kalau kita paham soal eco-friendly traveling, kita punya tanggung jawab untuk ‘mengganti’ pelepasan karbon tersebut. Salah satu caranya adalah mengadopsi pohon yang sudah cukup besar dan telah menghasilkan banyak oksigen.
Baca Juga: Buat Kamu yang Mager, Gerakan Olahraga ini Bisa Dilakukan di Atas Kasur
Diyah juga menegaskan bahwa perilaku traveling ramah lingkungan wajib diterapkan saat berada di lokasi ekowisata. Saatnya #TimeforActionIndonesia bagi kita untuk bergerak.
“Jangan sampai lokasi yang sudah benar-benar dijaga malah dikotori oleh sampah. Jangan pula mengukir-ukir dan menulis sembarangan. Memang di destinasi ekowisata banyak sekali hal-hal yang sangat bagus. Saking bagusnya, tak sedikit yang tergoda untuk mengukir nama. Percuma datang ke destinasi ekowisata, kalau ujung-ujungnya merusak juga. Harusnya kedatangan kita membuat tempat itu tetap bagus dan lestari," tutur Diyah Deviyanti.
Jadi, sudah tahu kan apa itu ekowisata? Jangan salah kaprah lagi ya. Yuk, menikmati keindahan alam dengan tetap menjaganya. ***
Artikel Terkait
Cegah Bandara Sepi, Ganjar Minta Purbalingga Genjot Sektor Wisata
Bupati Indramayu Berharap Situs Sambimaya Jadi Objek Wisata Budaya
Dubes Austria Ajak Anak Wisata ke Candi Borobudur
Bukit Cinta Anti Galau di Cirebon, Wisata Alam Sekaligus Spot Foto Ciamik, Suguhkan Keindahan Danau Setu Patok