Pada dasarnya, kata Buya Yahya, wanita senang diberikan kemudahan. "Jadi kalau fitrah wanita, kembali pada fitrah wanita, dia fitrah manusia secara umum dia ingin senang, bahwasanya diberi kemudahan, ndak usah bekerja. Itu yang bekerja keras itu kan yang cari duit," terang Buya Yahya.
Baca Juga: Kamu Gemar Baca Buku? Nih 5 Rekomendasi Buku dari Sherina
Bahkan seandainya diberikan pilihan tidak bekerja tapi dapat uang, wanita akan memilih tidak bekerja tapi dapat uang. "Seandainya dia mendapatkan duit tanpa kerja pasti milih dapat duit tanpa kerja. Sebenarnya bekerja itu tidak begitu disukai. Sarana saja, tujuannya dapat rezeki. Kan begitu," tandas Buya Yahya.
"Nah kadang ada orang bekerja ini adalah untuk selingan. Suaminya sudah mencukupinya dengan harga yang melimpah dan sebagainya dan dia iseng, oh boleh-boleh saja. Atau suaminya minta dibantu karena tidak mampu, oh boleh-boleh saja, akan tetapi ada rambu-rambunya," sambung Buya Yahya.
"Rambu-rambunya suami mengizinkannya, tapi kewajiban pada suami tidak boleh teledor, kalaupun ada yang dikurangi, suami harus meridhoi. Kemudian tempatnya terhormat. Nah makna terhormat itu terhormat secara umum," terang Buya Yahya.
Baca Juga: Pelajar di Kota Bogor Tewas Dibacok, Bima Arya Geram sampai Datangi Pelaku di Kantor Polisi
Kalau terjadi kenakalan, sambung Buya Yahya, itu adalah kesalahan pribadi. "Kalau misalnya mengajar itu tempatnya masih terhormat. Kalau tiba-tiba ada nakal dengan muridnya atau gurunya, ini adalah masalah kesalahan-kesalahan pribadi itu. Biar pun seorang di dalam masjid pun bisa saja, nauzubillah. Itu kan karena kotornya perilaku itu," tandas Buya Yahya.
"Misalnya guru tiba-tiba melakukan kehinaan dengan muridnya, itu kotornya perilaku. Bukan sekolahannya, bukan. Nah ini. Yang penting terhormat itu adalah tidak terjadi berduaan, tidak bebas buka aurat di dalamnya. Itu terhormat semacam itu," beber Buya Yahya.
"Lha kalau masalah tiba-tiba dia melakukan perselingkuhan dan lain sebagainya itu adalah pribadi, akhlak, keburukan akhlak pribadi seseorang," lanjutnya.
Baca Juga: Mengenal Perayaan Maulid Nabi: Sejarah, Tradisi, dan Dalilnya
"Makanya boleh dikatakan rasa takut kepada Allah SWT. Cuma tetap kami imbau kepada kaum wanita hendaknya dia lebih banyak mengurangi kegiatan yang bakal berinteraksi dengan kaum pria demi kehormatan wanita tersebut," pesan Buya Yahya.
"Nah kemudian jika ada seorang wanita yang punya pendidikan tinggi sama suaminya gak boleh bekerja, gak ada masalah. Tapi tetangga cerewet, hidup kok ngurusin tetangga. Ngasih duit emang tetangga?," Buya Yahya memberikan penjelasan.
"Jadi tetangga jangan cerwet. Anggap saja dia sarjana sudah full, dia pendidikannya habis semuanya, tapi kemudian sang suami menghendaki dia di rumah, penghormatan sebetulnya. Karena gak senang kalau istrinya keluar," kata Buya Yahya.
Baca Juga: Inspirasi Nama Anak Laki-laki Islam Lahir di Bulan Maulid
"Cuma sebagai seorang suami barangkali memang keahlian seorang istri ini bermanfaat untuk orang banyak maka dia pun perlu buka diri untuk memberikan izin. Misalnya keahlian dalam ilmu kesehatan, maka alangkah indahnya kalau diberi kesempatan mengabdi. Sangat bagus suami kaya begitu. Jangan berlebihan juga sampai istrinya tertekan," pesan Buya Yahya.
Artikel Terkait
Penjelasan Lengkap Buya Yahya, 9 Orang yang Boleh untuk Tidak Berpuasa
Bulan Syawal Bulan Baik untuk Menikah? Simak Nih Penjelasan Buya Yahya