Demonstrasi lainnya juga terjadi di depan kedutaan besar Swedia yang terletak di Ankara, Turki.
Pemerintah Turki pun membatalkan sepihak rencana kunjungan Menteri Pertahanan atau Menhan Swedia Pal Jonson ke Turki.
Kedatangan tersebut awalnya bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari Turki agar Swedia dan Finlandia disetujui untuk bergabung dengan NATO.
Baca Juga: Viral! Bayi Diberi Kopi Sachet, BAB Hingga 10x Sehari
Salah satu syarat untuk mendapatkan persetujuan itu adalah memperoleh persetujuan dari 30 negara anggota termasuk Turki.
Menhan Jonson menanggapi pembatalan tersebut. Ia mengatakan jika hubungan negaranya dengan Turki sangat penting bagi Swedia.
Ia juga berharap dapat melanjutkan pembicaraan mengenai keamanan dan pertahanan kedua negara di masa mendatang.
Kementerian luar negeri Saudi menyatakan bahwa Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme.
Baca Juga: Kasus Pernikahan Anak di Indonesia Masih Tinggi, Apa Dampaknya?
Perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim juga ikut mengecam aksi tersebut.
"Penodaan secara terang-terangan terhadap kitab suci umat Islam oleh politisi Swedia dan ketiadaan tindakan atau pencegahan sama saja dengan mengobarkan Islamofobia."
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri memberikan respon tegas lewat sebuah utas dalam akun Twitter resminya.
"Aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama. Kebebasan ekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab."
"Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockholm (21/1)"
"Aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama."