Nilai tukar rupiah yang dipatok Rp13.000-15.000 dipandang masih belum confident dalam memastikan seberapa besar volatilitas ekonomi global dan domestik akibat Covid-19 yang belum bisa dimitigasi. Sementara soal suku bunga Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun antara 6,32 peraen-7,27 persen, F-PKB, kata Ratna, melihat sangat penting memperhatikan SUN di tengah penambahan utang agar tidak jadi beban APBN.
"Selanjutnya, F-PKB menilai asumsi harga minyak mentah Indonesia tahun 2022 yang berkisar 55 USD-65 USD per barel masih cukup realistis," kata Ratna dalam pandangan fraksinya.
Dia menambahkan, pemerintah harus terus memperhatikan perkembangan geopolitik di Timur Tengah yang bisa mempengaruhi kestabilan harga minyak dunia.
Untuk asumsi lifting minyak bumi sebesar 686-726 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1.031-1.103 ribu barel setara minyak per hari, F-PKB memandang target tersebut cukup moderat.
Meskipun targetnya telah diturunkan, hasil lifting migas Indonesia tidak pernah tercapai. Untuk menghindari melesetnya target, pemerintah harus mendapat dukungan kesanggupan dari para kontraktor kerja sama sekaligus memperbaiki iklim usaha dan proses perizinan. (gna)