daerah

Sejarah Tradisi Nadran di Cirebon, dari Zaman Pra Islam hingga Sekarang

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 09:08 WIB
Ilustrasi Tradisi Nadran (@Yudhi Dermayu)

Pelarungan ini lebih bersimbol pada membuang kesialan, sekaligus untuk mengingat bahwa laut merupakan sumber kehidupan bagi para nelayan yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Baca Juga: Wuling Almaz vs Suzuki XL7, Lebih Irit Mana?

Nuansa keislaman juga nampak dalam pementasan seni wayang dan tari. 

Wayang yang dipertunjukan adalah wayang Golek Cepak dan wayang kulit Dakwah yang merupakan asli Cirebon dengan alur cerita dari Babad Cirebon, Babad Walisanga dan Babad Ambiya.

Ketiganya menggambarkan sejarah Islamisasi di tanah Jawa yang dilakukan para Wali, beserta cerita perjuangan Rasullah SAW dan sahabat-sahabatnya dalam menegakkan syariat Islam.

Baca Juga: 3 Gunung yang Jadi Tempat Wisata Terkeren di Jawa Timur, Pemandangannya Indah dan Instagramable

Pagelaran wayang diistilahkan dengan tabarukan, yaitu mencari keberkahan atas syukur yang mendalam, dengan membuang kebiasaan-kebiasaan buruk dan menggantinya dengan nilai-nilai positif.

3. Tradisi Nadran zaman sekarang

Menurut Dr Heriyani Agustina, bahwa dalam kontek kekinian, Nadran terkadang lebih terlihat sebagai upaya pelestarian tradisi, dan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat. 

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Alam di Temanggung Jawa Tengah dengan Panorama Alam yang Indah

Tampak dari banyaknya masyarakat yang telah mulai meninggalkan pesan-pesan moral para pendahulunya, terutama tokoh-tokoh Islam dan para pendiri Cirebon yang tersirat melalui simbol-simbol tradisi. 

Bukan hanya itu, sekarang ada kecenderungan bahwa pesta Tradisi Nadran lebih banyak dalam bentuk campur sari dan dangdutan, yang terkadang malah ada yang mengarah kepada kemaksiatan. ***

 

Halaman:

Tags

Terkini

Awal Mula Terpecahnya Kesultanan Cirebon

Jumat, 1 Agustus 2025 | 00:03 WIB