Jakarta, Klikaktual.com - Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi menegaskan bahwa penutupan terhadap Roblox bukan sekadar wacana kosong.
Pemblokiran Roblox mungkin saja terjadi bila game ini terbukti mengandung konten kekerasan yang berdampak negatif terhadap generasi muda.
Pandangan sama pun didapat dari kacamata Menteri Pendididkan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti juga sempat mengimbau orang tua untuk membatasi akses anak-anak ke Roblox karena dianggap mengandung potensi kekerasan yang bisa ditiru oleh anak-anak.
Baca Juga: Mengenal Lee Min, Personel Duo As One yang Tutup Usia
Sementara itu, Menkominfo & Digitalisasi (Komdigi), Meutya Hafid menyatakan saat ini belum ada keputusan final untuk memblokir Roblox. Pemerintah masih dalam tahap evaluasi menyeluruh terhadap dampak konten game ini.
Komdigi menegaskan wacana ini bukan serangan terhadap kebebasan digital. Pemerintah tetap membuka ruang dialog dengan pengembang game dan LSM digital untuk menyusun konten yang lebih sehat.
Jika kemudian ditemukan bukti nyata dampak negatif, pemerintah tidak akan ragu untuk mengambil langkah tegas termasuk pemblokiran demi melindungi anak-anak.
Baca Juga: Menteri Ekraf Riefky : Industri Kreatif Mesin Baru Dongkrak Ekonomi Nasional
Dalam sejarah game digital, Indonesia sempat melarang beberapa game lain seperti Pokemon Go, PUBG Mobile, dan Free Fire yang dianggap berisiko terhadap moral dan mental anak-anak. Kini perhatian kembali tertuju pada Roblox.
Para penggiat edukasi digital menyambut positif inisiatif evaluasi ini dan berharap konten game di Indonesia menjadi lebih edukatif dan aman bagi anak-anak.
Baca Juga: Banjir Bandang Hantam Uttarakhand India: Puluhan Orang Hilang, Hotel dan Rumah Tersapu Air
Menurut istana, pemblokiran sebenarnya bukan solusi terakhir karena yang dikejar pemerintah adalah ekosistem digital sehat, bertanggung jawab, dan mendidik untuk generasi mendatang. (mochamad haris sundapa)