Klikaktual.com - Meriahkan ulang tahun Stasiun Cirebon ke-111, KAI Daop 3 Cirebon kolaborasi bersama IRPS dan Cirebon History, menyelenggarakan napak tilas dan preservasi timbangan eks peninggalan Belanda.
Untuk diketahui, Stasiun Cirebon didesain oleh Arsitek Belanda bernama Pieter Adriaan Jacobus Moojen, yang diresmikan pada 3 Juni 1912.
Hal itu bersamaan dengan dibukanya lintas milik SS Cikampek-Cirebon sejauh 137 kilometer.
Stasiun Cirebon ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Menbudpar No:PM. 58/PW.007/MKP/2010.
Stasiun Cirebon terletak di Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Posisi stasiun di Daerah Operasi 3 Cirebon ini termasuk strategis.
Letaknya berada tidak jauh dari persimpangan dua jalur yaitu menuju Purwokerto-Kroya dan jalur utara ke arah Semarang.
Sebagai stasiun besar, semua kereta api kelas komersial (bisnis-eksekutif) berhenti di stasiun ini. Stasiun Cirebon merupakan tipe stasiun satu muka, di mana posisi emplasemen sejajar dengan bangunan stasiun.
Baca Juga: Vihara Dewi Welas Asih Sambut Hari Waisak, Tapi Ada yang Ganjal Bagi Umat Budha di Cirebon
Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon, Dicky Eka Priandana menyampaikan di Momen Ulang Tahun ke-111 yang jatuh pada tanggal 3 Juni 2023, PT KAI Daerah Operasi 3 Cirebon berkolaborasi bersama IRPS melaksanakan kegiatan Preservasi Timbangan dan Gembok Eks Peninggalan Belanda.
Yang dibuat oleh Salter Inggris yang mampu menopang berat hingga 500 kg, usia timbangan ini diperkirakan sama dengan usia Stasiun Cirebon yang menginjak ke-111 tahun.
Timbangan ini digunakan sebagai alat untuk menimbang berbagai jenis hasil bumi dan barang bawaan penumpang yang akan diangkut dengan kereta api.
Dengan berfokusnya angkutan hasil bumi menggunakan kereta api pada masa penjajahan Belanda, membuat Timbangan ini menjadi salah satu alat penting milik Stasiun pada masanya.
"Suatu kebanggaan bagi PT KAI Daop 3 Cirebon karena Timbangan dan Gembok Eks Peninggalan Belanda tersebut dipercantik oleh IRPS sebagai bentuk kolaboratif dengan PT KAI untuk menjadi bagian heritage perkeretaapian," ujar Dicky Eka Priandana.