Jakarta, Klikaktual.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak 70 petugas kebersihan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jawa Barat untuk membersihkan rumput di sepanjang jalan pasar batik trusmi Kabupaten Cirebon.
Langkah ini dilakukan karena Dedi Mulyadi merasa prihatin dengan kondisi di sekitar lingkungan Jalan pasar batik trusmi Cirebon, yang terlihat begitu kumuh dan semrawut.
"Saya tidak punya kewenangan langsung di sini, tetapi ketika melihat kondisi seperti ini, hati saya tergugah. Kita tidak bisa hanya menunggu pemerintah, masyarakat pun bisa turut bergerak," ujar Dedi Mulyadi, dalam video yang diunggah di akun TikToknya @kang Dedi Mulyadi, dikutip pada hari Selasa, 3 Juni 2025.
Baca Juga: Koperasi Merah Putih di Jatim Selesai Harmonisasi, Segera Diundangkan di Tingkat Daerah
Saat melakukan aksi bersih-bersih di lingkungan Pasar Batik Trusmi Cirebon, Dedi Mulyadi menemukan fakta mengejutkan.
Dedi Mulyadi melihat langsung sekitar 75 persen badan jalan di sekitar Pasar Trusmi, dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima untuk berjualan.
Padahal, sudah tersedia pasar resmi yang tak jauh dari lokasi tersebut. Kondisi ini menyebabkan kemacetan dan menciptakan kesan tidak tertib di sepanjang ruas jalan utama.
Baca Juga: 11 Artis Korea Selatan yang Berhasil Tuai Pujian Berkat Perankan Karakter Ganda dalam Film dan Drama
Dalam video tersebut, Dedi Mulyadi juga tampak berdialog langsung dengan para pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
Salah satu pedagang menyebut hanya dikenakan biaya kebersihan sebesar Rp2 ribu saja per hari.
"Kalau di dalam pasar, sepi. Di luar banyak orang lewat dan pembeli lebih ramai. Kami hanya bayar kebersihan harian," ujar seorang pedagang kepada Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Longsor dan Tewaskan Belasan Orang, Ini Sejarah Gunung Kuda
KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi, kemudian menyambangi pengelola Pasar Trusmi untuk mencari solusi jangka panjang.
Menanggapi keluhan pedagang resmi di dalam pasar yang merasa dirugikan karena kalah saing dengan PKL di luar, Dedi Mulyadi menyampaikan, negara harus hadir untuk menegakkan ketertiban dan keadilan.
"Jangan sampai yang tertib malah kesulitan, sementara yang melanggar aturan justru untung. Negara harus tegas mengatur fungsi ruang. Jalan untuk lalu lintas, pasar untuk berdagang," tegasnya.
Dedi Mulyadi pun mengajak para pedagang dan pengelola pasar untuk bersama-sama membuat laporan kepada pemerintah daerah, agar segera menertibkan kawasan tersebut secara adil dan manusiawi.***