Adapun dari jumlah total perlintasan tersebut, terdapat 2.938 perlintasan resmi dan 717 perlintasan liar.
Adapun dari 3.655 perlintasan sebidang tersebut yang dijaga oleh KAI, Pemda, Dishub, Swasta, Swadaya dan lainnya berjumlah 1.828 titik atau 50,01% dari jumlah perlintasan secara keseluruhan, sisanya sebanyak 1.827 titik (49,99%) merupakan perlintasan tidak terjaga.
“KAI selama ini terus berusaha melakukan penutupan perlintasan untuk mendukung keselamatan perjalanan kereta api. Pada tahun 2023 KAI telah melakukan penutupan sebanyak 107 titik perlintasan," ucap Rokhmad.
Selanjutnya, pada periode Januari hingga 12 Agustus 2024, KAI berhasil menutup 130 perlintasan.
Selain penutupan, pada periode Januari hingga 12 Agustus 2024, KAI juga telah melakukan penyempitan sebanyak 23 perlintasan sebidang.
Baca Juga: Inilah 3 Sosok Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, Tapi Jarang Banget Orang Tahu
Rokhmad menyayangkan, masih adanya pengguna jalan yang tidak disiplin saat melintas di perlintasan sebidang.
Selama tahun 2022 masih ada 284 orang korban kecelakaan di perlintasan sebidang dengan kondisi luka ringan, berat bahkan meninggal.
Adapun pada tahun 2023, jumlah korban kecelakaan di perlintasan yaitu 237 orang dengan berbagai kondisi luka ringan, luka berat hingga meninggal dunia.
“Pada tahun 2024 ini, dari periode Januari hingga Juli 2024, sudah ada 233 orang korban kecelakaan di perlintasan sebidang. Dari 233 orang tersebut, 84 orang meninggal dunia,” tambah Rokhmad.
Baca Juga: Merayakan HUT ke-79 Kemerdekaan RI, 5 Ucapan Selamat dan Doa untuk Indonesia
Adapun jumlah korban kecelakaan di perlintasan sebidang pada Tahun 2024 hingga Juli 2024 berdasarkan wilayah yaitu:
-Daop 1 Jakarta : 28 orang (5 meninggal, 5 luka berat dan 18 luka ringan)
-Daop 2 Bandung : 6 orang (4 meninggal, 1 luka berat dan 1 luka ringan)
-Daop 3 Cirebon : 9 orang (5 meningal dan 4 luka berat)