politik

Survei IPO Soal Pilpres: Elektabilitas Anies Tertinggi, AHY dan Erick Thohir Mulai Dapat Perhatian

Sabtu, 14 Agustus 2021 | 18:17 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

JAKARTA, Klikaktual.com - Indonesia Political Opinion (IPO) melakukan survei nasional pada tanggal 2-10 Agustus 2021 mengenai penanganan pandemi dan dampak konstelasi politik 2024. Dalam survei itu diketahui jika Anies Baswedan meraih elektabilitas tertinggi dengan 18,7 persen. Kemudian disusul ole Ganjar Pranowo dengan peraihan 16,5 persen dan Sandiaga S Uno dengan 13,5 persen.

Temuan survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) menempatkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai tokoh paling signifikan alami peningkatan elektabilitas. Kondisi yang sama juga di alami Erick Tohir dan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

“AHY sangat menonjol, survei April lalu di angka 7.1 persen, meningkat tajam ke 9.9 persen, mengungguli Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil yang sebelumnya masih di posisi atas. Sementara Erick Tohir dari posisi 0.8 persen meningkat ke 4.7 persen. Dan Zulkifli Hasan dari 0.7 persen berada di urutan 14 dari 20 tokoh dinominasikan, meningkat ke 1.9 persen atau di urutan 10. Situasi ini menarik karena mereka belum sepenuhnya mempromosikan diri," ujar Catur Nugroho, Peneliti Utama IPO dikutip dari keterangan persnya, Sabtu (14/8/2021).

Baca Juga: Siap-siap Warna Plat Kendaraan Anda Diganti Kepolisian

Hasil Survei IPO mengenai calon potensial kandidat Capres

Menurut analisa Catur, pergerakan elektabilitas tokoh di luar nama-nama dominan dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya karena adanya penurunan respon pada tokoh yang selama ini populer, semisal Prabowo Subianto yang semakin merosot, demikian halnya Ridwan Kamil yang ikut menurun.

“Temuan IPO ini menunjukkan kegagalan promosi elit politisi, meskipun AHY juga melakukan promosi dan konsolidasi, tetapi posisinya di luar pemerintah mendapat pemakluman publik, sehingga mampu mengungguli tokoh yang agresif beriklan. Erick Tohir dan Zulkifli Hasan adalah elit yang belum menghidupkan mesin popularitas, tetapi justru popularitas mereka tumbuh signifikan,” lanjut Catur.

Baca Juga: Viral di Medsos, Polisi Kejar Dua Pelaku Begal Celurit di Warteg

Dalam survei tersebut, IPO terlebih dulu menentukan sejumlah Desa untuk menjadi sample, pada setiap desa terpilih akan dipilih secara acak –menggunakan random kish grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50 persen. Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2.50 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1.200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden. Untuk menguji faliditas responden, IPO melakukan spot check pada 20 persen dari total populasi sample.***

Tags

Terkini