JAKARTA, Klikaktual.com - Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi atau dalam bahasa Belanda, Zeven Provinciën merupakan salah satu sejarah Indonesia yang terjadi pada 5 Februari 1933.
Saat itu, sebuah peperangan terjadi di atas kapal angkatan laut Hindia Belanda di lepas pantai Sumatra.
Berikut sejarah dan faktor pemicu terjadinya peristiwa kapal tujuh provinsi ini?
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces 5 Februari 2022 : Teman akan Mengembalikan Uang Kamu
1 Januari 1933, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Bonifacius Cornelis De Jonge mengumumkan kebijakan untuk mengurangi gaji awak Kapal Tujuh Provinsi sebesar 17 persen. Namun ternyata, hal yang sama telah terjadi sebelumnya.
Pada 1 Juli 1931, pemotongan sebesar 5 persen sudah diterapkan hingga 1932, bahkan pemotongan mencapai 10 persen. Terang saja, awak kapal geram karena pemotongan terus dilakukan hingga mencapai 17 persen.
Merasa tidak terima, awak kapal mulai melakukan peperangan. Pemberontakan terjadi di atas kapal De Zeven Provinciën atau Kapal Tujuh Provinsi, yaitu kapal perang milik pemerintah Hindia Belanda.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius 5 Februari 2022 : Gunakan Waktu Luang untuk Olahraga
Awalnya, kapal tersebut merupakan tempat karantina bagi marinir yang kurang cakap, termasuk awak dari Indonesia.
Menurut seorang ahli sejarah J.C.H. Bloom, aksi tersebut terjadi secara spontan karena sikap buruk dari Angkatan Laut Belanda saat itu.
Pada 2 Januari 1933, Kapal Tujuh Provinsi berlayar dari Surabaya menuju Sumatra dengan 141 marinir Eropa dan 256 marinir bumiputra(warga pribumi).
Dalam perjalanan menuju Banda Aceh, gagasan untuk melakukan pemogokan kerja kerap muncul dari awak kapal bumiputra. Sayangnya, aksi tersebut gagal dan menimbulkan ketegangan di kapal.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius 5 Februari 2022 : Gunakan Waktu Luang untuk Olahraga
Beberapa media saat itu bersikeras untuk memberitakan bahwa kondisi Kapal Tujuh Provinsi masih dalam keadaan kondusif. Namun kenyataannya, situasi tidak seperti penggambaran media.