"Sosialisasi bahasa isyarat ini sengaja kami ajarkan kepada anak anak normal, mengapa? karena dengan begitu bisa menumbuhkan rasa empati pada teman sebayanya yang merupakan penyandang disabilitas, dan saya ingin tidak ada bullying lagi terhadap anak anak berkebutuhan khusus di tengah tengah masyarakat," harapnya.
Rizki Alamsyah salah satu mahasiswa dari tim tersebut mengaku hal ini adalah pengalaman baru yang sangat berharga.
"Kami tidak hanya sekedar mengajarkan bahasa isyarat kepada adik adik disini, namun juga memberikan pelatihan secara langsung bagaimana berkomunikasi dengan para tuna rungu dan tuna wicara, mulai dari pengenalan huruf dan angka hingga kata sapaan," ungkapnya.
“Dengan adanya acara ini sangat bermanfaat khususnya para mahasiswa mungkin nantinya dapat menjadi penerjemah untuk para disabilitas pada sesi pertemuan atau konferensi lainnya,” pungkas Rizki.
Kegiatan ini diakhiri dengan penampilan bersama antara mahasiswa dan siswa-siswi, menampilkan lagu "Fuzz the Cat" dengan gerakan bahasa isyarat yang sudah mereka pelajari.
UMAHA tidak hanya mencetak para Jawara, namun juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Salam Akselerasi.