Kominfo Gandeng Pemerintah Daerah Sikapi Hoaks dan Disinformasi di Tengah Pandemi

photo author
- Senin, 23 Agustus 2021 | 11:49 WIB
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong.


MENYIKAPI maraknya peredaran hoaks dan disinformasi di tengah pandemi Covid-19, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong menjelaskan arti penting koordinasi kementerian, lembaga hingga pemerintah daerah. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan dengan peningkatan peran Badan Koordinasi Humas (Bakohumas). “Bakohumas ini menjadi ajang kita untuk mengkoordinasikan informasi-informasi dan penyebarannya, termasuk informasi tentang Covid-19 dan penanganannya,” ujarnya seperti dikutip klikaktual.com di laman resmi Biro Humas Kementerian Kominfo.

Selain itu, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga makin masif dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi. “Sehingga ketika ada informasi yang menyesatkan di tengah masyarakat dapat ditangani dengan cepat. Kita mempunyai WA grup untuk saling berbagi informasi dan kemudian sama-sama menyebarkannya,” jelasnya.

Usman Kansong berharap koordinasi khusus antara Kementerian Kominfo dan Bakohumas di seluruh daerah juga harus semakin ditingkatkan agar informasi mengenai kebijakan Pemerintah bisa diterima utuh sampai ke masyarakat di daerah.

“Teman-teman di daerah bisa menyampaikan informasinya kepada Kominfo untuk kemudian disebarkan melalui platform yang kami miliki, seperti Info Publik, kominfo.go.id dan banyak kanal lain yang kita punya. Termasuk mungkin program kita sekarang ini. Jadi itu kami lakukan semua supaya nanti narasi informasinya itu tunggal, dari atas sampai bawah, dari pusat sampai ke daerah,” paparnya.

Namun demikian, Usman menilai masyarakat juga perlu membekali dengan keterampilan agar bisa selektif dalam menerima informasi lewat platform digital. Bahkan, dirinya berbagi tips agar masyarakat tidak terpengaruh dengan beragam informasi yang diterima.

“Sebenarnya ada trik yang simple bagi Sobatkom (Sobat Kominfo) untuk mengetahui sebuah informasi itu hoaks atau bukan. Kalau satu informasi itu istilahnya adalah too good to be true or too bad to be true,” ujarnya.

Usman Kansong menjelaskan pengertian to good to be true sebagai terlalu baik untuk benar. Sedangkan too bad to be true adalah terlalu buruk untuk benar. Menurutnya, dengan pemahaman seperti itu, terhadap setiap informasi yang diterima masyarakat perlu waspada.

“Nah itu mesti kita waspadai. Banyak contohnya, misalnya ketika ada orang memberikan bantuan jumlahnya sangat besar, kita patut curiga, itu too good to be true. Walaupun belum tentu kecurigaan itu terbukti, siapa tahu benar juga, tapi paling tidak álarm’ kita sudah berdiri,” jelasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danita Aulia

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sumbar Banjir Parah, Kerugian Tembus Rp. 6,53 Miliar

Jumat, 28 November 2025 | 21:55 WIB
X