JAKARTA, Klikaktual.com - Pandemi Covid-19 menyisakan kesedihan anak-anak Indonesia. Selama pandemi ini berdampak terhadap anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena dirawat di pusat isolasi atau meninggal dunia karena Covid-19.
Mengatasi, dampak pandemi terhadap anak-anak, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Lenny N. Rosalin mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mencari pengasuh anak alternatif bagi korban pandemi, sehingga proses belajar mengajar tetap bisa dilakukan.
“Kami melakukan pencarian pengasuh ini sambil melakukan healing terhadap anak korban pandemi, bekerja sama dengan himpunan psikolog. Kita belajar bersama dengan tetap jaga jarak, tapi yang paling penting jangan sampai meninggalkan pendidikan,” ungkap Leny dalam keterangannya, Jumat (20/8/2021).
Kementerian PPPA, kata Leny, mengapresiasi inovasi berbagai pemangku kepentingan di berbagai daerah yang memastikan hak anak untuk mendapatkan pendidikan dapat terjaga.
“Inovasi juga sangat dibutuhkan bagi daerah, jadi tidak selalu bergantung pada pemerintah. Yang penting kita juga terus melakukan evaluasi terhadap proses ini,” ujar Lenny.
Sementara itu,Menurut Nadiem Makarim, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan berdampak pada menurunnya motivasi belajar dan kondisi psikologis anak.
Ancaman learning loss serta kesepian dan kekerasan pada anak akibat pandemi terjadi di seluruh dunia. Hal ini menjadi alasan mendasar untuk segera menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tatap muka secara terbatas pada wilayah yang diperbolehkan.
Kemendikbudristek juga mendukung upaya pemulihan kondisi pembelajaran yang terdampak pandemi, salah satunya melalui program Kampus Mengajar. "Pemerintah menghadirkan puluhan ribu mahasiswa yang bergerak membantu sekolah-sekolah di daerah yang paling membutuhkan," ungkap Nadiem Makarim.
Para relawan ini, lanjut Nadiem Makarim, bertugas membantu para guru dalam meningkatkan kompetensi dasar literasi dan numerasi serta pendidikan karakter siswa.
“Strategi digitalisasi sekolah juga menjadi bagian untuk mengejar ketertinggalan ini. Khususnya bagi sekolah-sekolah yang memiliki kendala akses untuk melaksanakan PJJ," ungkap Nadiem Makarim.
Sejak tahun lalu, Kemendikbudristek juga telah mengeluarkan kurikulum darurat yang kini semakin banyak digunakan sekolah-sekolah.***