Netty: Jangan Bikin Rakyat Galau dengan Kebijakan PPKM Mingguan

photo author
- Selasa, 10 Agustus 2021 | 11:24 WIB
Netty Prasetyani Heryawan/Dokumen DPP PKS
Netty Prasetyani Heryawan/Dokumen DPP PKS

JAKARTA, Klikaktual.com- Anggota DPR RI dari PKS Netty Prasetyani Heryawan minta pemerintah membuat kebijakan yang terukur soal PPKM. Netty mengatakan pemerintah jangan bikin rakyat galau dengan kebijakan PPKM mingguan. 

Dikatakan Netty, penentuan kebijakan PPKM dalam masa satu minggu hanya membuat rakyat galau dan bingung karena tidak tahu sampai kapan kondisi membaik. Pemerintah, lanjutnya, seharusnya berani dan tegas menetapkan target waktu pengendalian pandemi hingga situasi membaik.

Netty menegaskan bahwa pemerintah sebagai pengelola negara seharusnya mampu mengoptimalkan semua sumber daya di bawah otoritasnya untuk berani menyebutkan kapan situasi membaik sehingga dapat memberikan rasa aman dan harapan pada rakyat.

Baca Juga: Pemerintah Plinplan, Harusnya Melarang, malah Membolehkan TKA China Masuk saat PPKM

"Yakinkan masyarakat bahwa dengan strategi dan upaya yang dilakukan pemerintah maka dalam waktu tiga bulan ke depan, misalnya, kondisi akan membaik dan PPKM level 3-4 dapat dihentikan. Sebutkan dukungan apa yang diminta dari rakyat agar strategi pengendalian pandemi berhasil," kata Netty dalam keterangan resmi kepada media, Senin (9/8/2021).

Jika pemerintah tidak mampu membangun rasa aman dan harapan pada rakyat akan membaiknya situasi, maka jangan salahkan rakyat jika PPKM diperpanjang namun rakyat malah abai dan tidak peduli.

Menurut Netty, mayoritas indikator kesehatan saat ini menunjukkan bahwa PPKM Level 3-4 belum optimal dalam mengendalikan kasus Covid-19 di berbagai daerah. Positivity rate serta angka kematian masih konsisten di atas 1.000.

Baca Juga: Juliari Minta Dibebaskan, Tak Pernah Sedikit Pun Memiliki Niat untuk Korupsi

Netty mempertanyakan efektivitas langkah dan strategi pengendalian pandemi yang dilakukan pemerintah mengingat sudah lebih dari satu bulan penerapan PPKM Darurat dan PPKM Level 3-4, namun indikator kesehatan di luar Jawa-Bali masih memprihatinkan.

Data yang diterima Netty menyebutkan, angka kematian di luar Jawa-Bali juga meningkat. Bahkan pada 5 Agustus, angka kematian di Lampung lebih tinggi ketimbang di Bali, DI Yogyakarta, atau pun Banten.

Netty juga menyinggung data rendahnya capaian testing di luar Jawa-Bali yang masih jauh di bawah standar WHO. Misalnya, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku, yang mana rasio tesnya hanya 0,9:1.000 penduduk per minggu.

Baca Juga: Luhut: Kita Mungkin akan Hidup Bertahun-tahun dengan Menggunakan Masker

“Target testing adalah 400 ribu per hari, tapi sampai sekarang hanya mampu di angka 200 ribu dan itu pun lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa-Bali. Jangan sampai kasus Covid-19 di sana seperti abu dalam sekam," terangnya.

Soal vakisnasi juga menjadi sorotan Netty. "Vaksinasi harus berbasis kesehatan masyarakat agar tujuan mencapai herd immunity segera tercapai. Pastikan ketersediaan stok vaksin di daerah-daerah dan siapkan skenario antisipasi kelangkaan vaksin akibat munculnya varian delta plus yang banyak ditemukan di negara-negara produsen vaskin,” pungkas Netty. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reynaldi Agustian

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemprov Jabar Dorong Proses Sertifikasi Aset Negara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:16 WIB

Begini Cara Pemprov Jabar Era KDM Cegah Bencana Alam

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X