Dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
Adalah satu warna
Dosa dan nafasku
Adalah satu udara
Tak ada lagi pilihan kecuali menyadari
Biarpun bersama penyesalan
Apa yang bisa diucapkan
Oleh bibirku yang terjajah?
Sementara kulihat kedua lenganMu yang capai mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku,
Erat-erat kugenggam senapanku