JAKARTA, Klikaktual.com - Bareskrim Polri beserta jajarannya berhasil membongkar 34 kasus dugaan penimbunan obat terapi Covid-19 dan modifikasi tabung alat pemadam api ringan (APAR) menjadi tabung oksigen.
Dirtipideksus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Helmy Santika menjelaskan, yang terbaru pihaknya menindak satu kasus, setelah sebelumnya mengungkap 33 kasus terkait penimbunan obat dan modifikasi tabung.
“Saya update lagi terbaru, ada 34 kasus yang diungkap Bareskrim dan jajaran Polda. Dari pengungkapan ini setelah dilakukan pendalaman, motif utamanya ingin mendapatkan keuntungan atau motif ekonomi,” jelas Brigjen Pol Helmy Santika seperti dilansir laman tribratanews.polri.go.id, Minggu, (1/8/21).
Dia membeberkan, tiap tersangka diketahui mengambil keuntungan yang sangat besar dengan menjual obat ataupun tabung dengan perbedaan harga yang tinggi dari aturan yang ditetapkan.
Baca Juga: Obat Covid-19 Tak Cukup Lewat Apotek, Puskesmas Harus Dilibatkan
Baca Juga: Ridwan Kamil: Ada Pelajaran dari Pandemi Covid-19, Yakni Belajar Sabar
“Variatif ya. Contohnya harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp7.000 per butir tapi dia jual kisaran Rp100-150 ribu. Ini range-nya terlalu jauh. Ada juga obatnya yang mahal tapi masuk aturan Kementerian Kesehatan yang 11 obat tersebut. Sudah relatif mahal harganya sekitar Rp2-3 juta karena diimpor. Kemudian di lapangan bisa 40-50 juta,” terang jenderal bintang satu.
Untuk tabung gas oksigen, sebutnya, rata-rata keuntungan diperoleh Rp3-5 juta per tabung. Sementara modalnya yang dikeluarkan hanya Rp300-700 ribu saja.
Lulusan Akabri tahun 1993 ini menyebut, terkait banyaknya oknum-oknum yang terus bermunculan untuk memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 dengan menimbun obat dan menjual dengan harga tinggi, sekaligus memodifikasi tabung, pihaknya tidak akan menolerir. Pihaknya juga tidak akan lengah mengungkap berbagai kasus itu.
Sejauh ini dalam kegiatan rutin pihaknya melakukan kerja sama dengan BPOM, Bea Cukai, gabungan Pedagang Besar Farmasi, Kementerian Kesehatan, serta Apotek untuk memastikan ketersediaan obat.