"Hampir semua distributor sudah kewalahan untuk memenuhi kebutuhan baik apotek maupun institusi. Jadi memang terjadi kelangkaan karena permintaan dari masyarakat yang cukup banyak," ujarnya.
Untuk mengatasi kelangkaan itu, Dinkes Kabupaten Majalengka sedang mencari cara agar kebutuhan vitamin dan obat-obatan di apotIk bisa terpenuhi.
"Kita sedang pikirkan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan baik itu obat-obatan dan vitamin yang memang dibutuhkan untuk pencegahan dan penanganan kasus Covid-19," jelasnya.
|BACA JUGA: CATAT! 1,47 Juta Tenaga Kesehatan Bakal Disuntik Vaksin Dosis Ketiga
Sementara, salah satu warga yang biasa mengkonsumsi vitamin dikala pandemi Covid-19, Asep Trisno (44) mengaku, saat ini ia acap kali menemukan harga vitamin yang relatif lebih mahal dibanding waktu awal pandemi.
Paket obat yang dia biasa beli, berisi beragam vitamin, mulai vitamin C, B komplek, vitamin D dan vitamin E serta obat penurun panas dan batuk.
"Iya benar harga paket obat yang saya biasa beli naik. Semula harga satu paket hanya Rp400 ribu, seminggu kemudian satu lembar obat naik dari Rp125.000 menjadi Rp200 ribu," katanya.
Ia menyatakan, obat tersebut juga hanya tersedia di satu apotik. Sedangkan, apotik yang lain setelah didatangi tidak ada. Paket obat itu hanya ada di satu apotik saja sementara apotik lain dijelajahi tidak tersedia. (yon)