“Reaktivasi jalur kereta api yang terintegrasi dengan Terminal Petikemas Surabaya selaras dengan visi KAI yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” ujar Didiek.
Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto menyebut penggunaan jalur kereta api di Terminal Petikemas Surabaya diharapkan mampu mendukung kelancaran arus distibusi barang baik yang menuju pelabuhan maupun keluar dari pelabuhan. Menurutnya, penggunaan kereta api dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang teradi di jalan raya. Selain itu, penggunaan kereta api diharapkan mampu mempercepat pergerakan barang dikarenakan memiliki jalur khusus yang bebas dari hambatan.
Boy menambahkan, selain di pelabuhan Tanjung Perak jalur kereta api juga terdapat di pelabuhan tanjung emas, Semarang. Jalur tersebut berada di area Terminal Petikemas Semarang yang terhubung dengan Stasiun Tawang.
“Kami berharap setelah reaktivasi jalur kereta api di Terminal Petikemas Surabaya yang merupakan bagian dari Pelabuhan Tanjung Perak, dapat segera disusul dengan reaktivasi jalur kereta api lainnya seperti yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang,” katanya.
Jalur Terminal Petikemas Surabaya-Stasiun Kalimas kembali diaktifkan setelah terakhir beroperasi pada 30 Maret 2016. PT KAI telah melakukan berbagai persiapan sebelum jalur itu dinyatakan laik beroperasi, di antaranya pembongkaran material yang menutupi jaln rel, penggantian wesel dan bantalan rel baru, serta memperbaiki posisi rel.
Usai dilakukan proses reaktivasi, Terminal Petikemas Surabaya memiliki dua jalur kereta api yang masing-masing mampu mengakomodir angkutan KA Barang Petikemas dengan rangkaian 10 GD, sehingga total kapasitas muat Terminal Petikemas Surabaya adalah 20 GD berkapasitas 40 TEUs.
Pengaktifan kembali jalur tersebut merupakan salah satu wujud implementasi MoU antara KAI dan Pelindo III sebagai induk usaha Terminal Petikemas Surabaya yang dilakukan pada November 2020 lalu.
Dengan adanya kegiatan pengangkutan petikemas menggunakan kereta api sebagai moda transportasi, tentu memperkaya alternative distribusi barang bagi Pelanggan, selain menggunakan truk sebagai moda transportasi hinterland yang tersedia selama ini. (gna)