JAKARTA, Klikaktual.com- Larangan mudik dinilai tak efektif. Karena nyatanya, sebagaimana data Kemenhub, masih ada sekitar 1,5 juta orang yang tetap mudik. Belum lagi kelonggaran di tempat wisata yang ternyata mengundang banyak orang berkunjung dan menimbulkan kerumunan. Berkaca dari kejadian-kejadian itu, pemerintah pun diminta mewaspadai potensi lonjakan kasus Covid-19.
Hal itu seperti disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan. "Larangan mudik yang diberlakukan pemerintah tidak berjalan efektif. Jutaan orang tetap mudik menjelang lebaran kemarin. Pemerintah harus mewaspadai dan mengantisipasi lonjakan kasus, apalagi dari tes acak yang dilakukan terhadap pemudik, ditemukan kasus positif dalam proporsi signifikan," kata Netty dalam keterangan pers, Selasa (18/5/2021).
BACA JUGA: Progresnya Bagus, Jokowi Tinjau Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dikatakan Netty, potensi lonjakan kasus Covid-19 pasca lebaran dikuatkan dengan fakta membeludaknya pengunjung di sejumlah tempat wisata saat libur lebaran. Dia mengatakan pembatasan kapasitas tidak mampu menahan antusias masyarakat untuk berwisata.
"Petugas juga sampai kewalahan dan tidak sanggup menjaga penerapan prokes, sehingga yang terjadi adalah kerumunan yang lebih parah dari mudik. Ini harus menjadi catatan bagi pemerintah untuk menyiapkan skenario terburuk," katanya.
Wanita yang juga Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini mengatakan pemerintah harus menyiapkan infrastruktur dan SDM kesehatan dengan skenario terburuk agar Indonesia tidak berakhir seperti kasus 'tsunami' Covid-19 di India.
"Kalau kita sudah memikirkan skenario terburuk, kita tentunya akan lebih sigap lagi. Misalnya saja soal sistem dan fasilitas kesehatan kita, siap atau tidak Tempat-tempat tidur dan ruang ICU di RS harus ditambah agar kita lebih siap jika terjadi lonjakan kasus. Jangan sampai kita seperti India yang kasusnya melonjak usai perayaan hari keagamaan," tandas Netty.