Menurut Anis Matta, PBB dan komunitas internasional harus melakukan intervensi untuk mendesak Israel agar menghormati hukum internasional dan hak-hak asasi rakyat Palestina, termasuk dalam beribadah.
Anis Matta mengaku prihatin melihat kerusuhan yang terjadi dan meminta agar penggunaan kekerasan segera diakhiri supaya tidak jatuh korban lebih banyak lagi terutama di saat menjelang Eid al-Fitri (Idul Fitri).
"Penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh aparat Israel dengan menembakkan peluru karet dan granat kejut pada masa bulan Ramadhan di saat puluhan ribu jemaah Muslim sedang berupaya menjalankan ibadah adalah sebuah keputusan yang hanya akan semakin memperuncing permasalahan," katanya.
BACA JUGA : 53 Awak Kapal KRI Nanggala-402 Gugur, Umat Islam Diserukan Shalat Gaib
Sementara itu, mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menilai apapun pertimbangan keamanan Israel mengenai besarnya kerumunan jamaah yang hendak beribadah menyambut malam Laylat al-Qadr, harusnya pemerintah Israel bekerjasama dengan pihak otoritas Palestina, bukan secara sepihak. Sehingga, tidak mengakibatkan ketegangan kian memuncak dan memancing aksi kerusuhan.
"Keamanan Israel juga terlalu mudah menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, ketimbang mengedepankan dialog dan pendekatan kemanusiaan," kata Fahri Hamzah.
Fahri menilai, insiden tersebut, merupakan kekerasan terburuk di Al Aqsa sejak beberapa tahun terakhir.
"Hal ini merupakan titik kulminasi berbagai kebijakan pemerintah Israel yang semakin keras dalam menindas hak-hak asasi rakyat Palestina," ujarnya.