GUNUNGKIDUL, klikaktual.com - Program Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional bakal mendorong petani untuk makin melek teknologi dan ilmu keikliman demi meningkatkan produktivitas pertanian.
"Biasanya dingin jadi panas. Gurun Sahara yang biasa panas, tiba-tiba turun salju. Gunungkidul yang biasa panas tiba-tiba hujan es. Iklim ini kebolak balik kacau. Dulu ada ilmu "titen", sekarang berubah. Di situlah kita perlu membaca iklim dengan ilmu dan peralatan," kata
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat menghadiri Panen SLI Operasional Kapanewon Playen, Gunungkidul, Rabu (5/5).
Menurut Dwikorita, petani di Playen, Gunung Kidul, ke depan harus bisa menembus pasar global sehingga secara langsung atau tidak mereka dapat menjadi pahlawan yang menyediakan kebutuhan pangan dalam negeri dan lintas negara.
Dia menyebutkan, SLI ini merupakan rangkaian kegiatan SLI operasional kedua yang digelar Stasiun Klimatologi Sleman. Agustus 2020 lalu BMKG juga telah menggelar SLI di tiga lokasi. Di antaranya Kapanewon Gedangsari, Ponjong, dan Rongkop. Pelatihan yang digelar di tengah pandemi menjadi pengalaman baru bagi petani.
Untuk tahun ini, lanjut Dwikorita, BMKG mengusung konsep kegiatan SLI Operasional dengan target kegiatan fokus pada kelompok tani binaan. Kegiatan SLI Operasional diadakan 5 kali pertemuan secara tatap muka dan virtual. Untuk pembelajaran virtual, BMKG menyiapkan modul-modul video visual yang dapat dimanfaatkan oleh para peserta SLI.
"Selain itu, konsep SLI Operasional new normal juga menyediakan media konsultasi iklim yang memanfaatkan media komunikasi WhatsApp group sehingga lebih interaktif," kata dia.