Banyak upaya yang dilakukan dalam mencapai eliminasi malaria, antara lain dengan advokasi antar kepala daerah baik bupati/walikota dengan gubernur. Pencegahan malaria dilakukan dengan membagikan kelambu dan dilakukan pemantauan penggunaannya.
Pemerintah juga menyediakan obat antimalaria dan perluasan penemuan dini malaria, meningkatkan kapasitas SDM kesehatan dan kerja sama lintas program dan organisasi profesi.
Untuk mencapai Indonesia Bebas Malaria 2030 atau Eliminasi Malaria Nasional pemerintah pada tahun 2021 mentargetkan sebanyak 345 kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria. Untuk mencapai target ini, perlu dilakukan intensifikasi pelaksanaan penanggulangan malaria secara terpadu dan menyeluruh.
Pencapaian Indonesia Bebas Malaria 2030 didahului dengan pencapaian daerah bebas malaria tingkat Provinsi dan sebelum itu seluruh kabupaten/kota di Indonesia harus sudah mencapai bebas malaria.
“Dewasa ini, sebagian besar kabupaten/kota di wilayah Jawa–Bali telah mencapai elminasi malaria. Dalam mencapai Indonesia bebas malaria tahun 2030, Indonesia dibagi menjadi 5 Regional dan Regional Jawa-Bali adalah regional pertama yang ditargetkan untuk diverifikasi status eliminasi malaria nya oleh WHO pada tahun 2023,” ucap dr Maxi, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Hingga saat ini masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes mengatakan beberapa tantangan yang menjadi perhatian adalah bagaimana menurunkan penemuan kasus malaria aktif atau pasif.
Ia menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut yakni melalui pemeriksaan malaria dengan menggunakan tes diagnostik cepat (RDT), distribusi kelambu, dan peningkatan kapasitas SDM kesehatan.
“Tak hanya itu, ada beberapa daerah endemis yang masyarakatnya menganggap bahwa malaria adalah penyakit yang biasa sehingga menyebabkan kurang perhatian dari masyarakat. Ini memberikan kami suatu informasi kepada masyarakat bahwa meskipun malaria ini bisa dicegah dan diobati tetapi juga dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu konsep bagaimana mencegah pada masyarakat supaya tidak terjadi penyakit ini menjadi tantangan tersendiri,” katanya. (rdp)