Jakarta, Klikaktual.com - Peristiwa G30S PKI merupakan salah satu peristiwa yang tidak menyenangkan dalam sejarah Indonesia.
Dalam G30S PKI, sejumlah jenderal dan perwira menjadi korban eksekusi PKI.
Dalam G30S PKI, Pasukan Tjakrabirawa diduga menjadi salah satu pasukan yang terlibat dalam pembantaian petinggi TNI.
Karena keterlibatannya di G30S PKI, pasukan Tjakrabirawa ini dibubarkan oleh Presiden Soekarno.
Untuk diketahui Tjakrabirawa dalam pewayangan adalah senjata ampuh yang digunakan Batara Krisna untuk menumpas kejahatan yang ada dalam lakon wayang purwa.
Baca Juga: Kumpulan Twibbon Hari Tani Nasional 24 September 2022 Bisa Diunggah di Media Sosial
Dilansir dari Jabarhits, Presiden Soekarno pernah menyatakan bila Tjakrabirawa merupakan sebuah pasukan khusus yang terdiri dari prajurit-prajurit gerilya yang tangguh dan memiliki kekuatan sebanyak 3.000 orang berasal dari empat angkatan.
Tjakrabirawa dilatih untuk menjadi prajurit yang sempurna dan bertugas untuk melindungi presiden dari ancaman yang membahayakan keselamatan.
Letnal Kolonel Untung konon ditetapkan sebagai pemegang Bintang Sakti atas perannya yang berhasil memimpin batalyon dalam operasi Trikora.
Salah satu batalyon dari kompi C diduga banyak yang terlibat dalam aksi penculikan serta eksekutor para Jenderal pada dalam Gerakan 30 September yang bernama Sersan Mayor Bungkus dan Pembantu Letnan Dua Djahurup asal Bondowoso serta beberapa rekannya yang lain.
Baca Juga: Ingin Liburan Ke Brebes? Wajib Kunjungi Agrowisata Kaligua
Selain itu, ada seorang sersan yang bertugas menjaga di lubang buaya bernama Ishak Bahar dari Purbalingga.
Menjelang operasi G30S, Letkol Untung selaku komandan hanya berhasil mengumpulkan sekitar 60-an orang pasukan Tjakrabirawa dari total keseluruhan sebanyak 3.000 anggota.
Dari catatan sejarah, didapatkan pernyataan yang dikemukakan oleh Mayor Bungkus dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Ben Anderson dalam jurnal Indonesia Universitas Cornell yang berjudul The World of Sergeant.