Diperingati Setiap 27 September, Simak Sejarah Hari Bakti Postel

photo author
- Sabtu, 24 September 2022 | 07:45 WIB
Gedung lama PT Pos Indonesia. FOTO/Posindonesia.co.id
Gedung lama PT Pos Indonesia. FOTO/Posindonesia.co.id

JAKARTA, Klikaktual.com - Tidak banyak yang tahu jika tanggal 27 September diperingati sebagai Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi (Hari Bakti Postel).

Tahun ini menjadi tahun ke 77 Hari Bakti Postel di Indonesia.

Hari Bhakti Postel diperingati setiap 27 September mengacu pada momentum pengambilalihan Kantor Pusat Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) di Bandung oleh pemuda Indonesia dari kekuasaan penjajah Jepang.

Perebutan kendali Jawatan PTT berlangsung pada tahun 1945 dan dipelopori oleh Angkatan Muda Pos, Telegrap, dan Telepon (AMPTT).

Peristiwa 27 September 1945 itu berawal dari proses yang berlangsung 3 pekan sebelumnya. Semula AMPTT yang diinisiasi Soetoko belum memiliki pengurus.

Pada 3 September 1945, AMPTT menggelar pertemuan. Pertemuan itu diikuti Soetoko, Slamet Soemari, Joesoef, Agoes Salman, Nawawi Alif, dan sejumlah pemuda lainnya.

Dalam rapat tersebut, para pemuda bersepakat Kantor Pusat Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) harus direbut dari pasukan Jepang paling lambat sebelum akhir bulan September 1945.

Para pemuda Indonesia sudah berupaya melobi militer Jepang agar menyerahkan kendali Kantor Jawatan PTT kepada pemerintah RI. Namun, kubu Jepang bersikukuh jika penyerahan kantor PTT harus dilakukan oleh pihak Sekutu selaku pemenang Perang Dunia II.

Atas hal itulah, muncul rencana Soetoko dan kawan-kawan untuk merebut Kantor Jawatan PTT dari Jepang.

Pada 23 September 1945, Soetoko, Ismojo, dan Slamet Soemari bersepakat meminta Mas Soeharto dan R Dijar menuntut Jepang menyerahkan kendali atas Jawatan PTT secara damai. Jika tentara Jepang menolak, para pemuda bertekad bulat untuk melakukan perebutan paksa. Mereka telah bersiap menggunakan kekerasan.

Permintaan itu dipenuhi Mas Soeharto dan Dijar. Keduanya menemui pimpinan Jawatan PTT kubu Jepang, Osada dan melakukan perundingan. Dalam pertemuan itu mereka mendesak penyerahan Kantor Pusat Jawatan PTT secara sukarela pada Indonesia.

Namun, perundingan itu berujung pada kesepakatan bahwa kubu Jepang mengizinkan pengibaran bendera merah-putih di halaman gedung Kantor Pusat Jawatan PTT.

Meski kesepakatan itu kurang memuaskan, namun para pemuda AMPTT tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Mereka segera menaikkan bendara merah-putih di sebuah tiang khusus yang sekarang menjadi tempat tugu PTT berada.

Serangkaian perundingan terus dilakukan. Namun, tuntutan para pemuda Indonesia tetap diabaikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mike Dwi Setiawati

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemprov Jabar Dorong Proses Sertifikasi Aset Negara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:16 WIB

Begini Cara Pemprov Jabar Era KDM Cegah Bencana Alam

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X