HARGA mie instan akan naik 3 kali lipat. Itu karena pasokan gandum yang semakin terbatas imbas Perang Rusia-Ukraina.
Kenaikan harga mie instan akan terasa lebih signifikan dari yang terjadi saat ini. Bahkan mencapai 3 kali lipat.
Gandum adalah bahan baku untuk membuat mie instan. Ekspor gandum Rusia-Ukraina yang biasanya memasok hingga 40 persen kebutuhan dunia, kini tersendat akibat perang.
Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika pasokan berkurang namun permintaan tetap atau bahkan meningkat, maka harga gandum akan naik.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Rene Out dari Persib Bandung, Bukan Lagi Pelatih Pangeran Biru
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang warganya banyak mengonsumsi mie instan.
Indonesia juga memiliki perusahaan yang berstatus salah satu produsen mie intan terbesar di dunia, yaitu Indofood.
Selain dari Rusia dan Ukraina, Indonesia juga mengimpor gandum dari negara lain. Misalnya Australia. Namun karena pasokan bahan bakunya terbatas, otomatis harga mie instan di dalam negeri juga ikut naik.
Menurut salah satu penjual, harga mie instant telah naik sejak Mei lalu. Untuk merek Indomie semua varian kini dijual dengan harga sama yaitu Rp3.500 per bungkus.
Pedagang lain juga menaikkan harga jual mie instan. Dari yang tadinya Rp2.000-Rp2.500 per bungkus, sekarang menjadi Rp3.000-Rp3.500 per bungkus.
Meski harganya naik, belum ada penurunan penjualan mie instan karena kenaikannya tipis hanya Rp1.000 per bungkus.
Selain Indomie, harga jual mie instan merek Supermie dan Sari Mie juga berkisar antara Rp3.000-Rp3 500.