JAKARTA, Klikaktual.com - Satu warga dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya dinyatakan hilang dalam bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Selain itu, berdasarkan laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB menyebutkan, dampak dari bencana awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan 10 warga terisolir dan 300 kepala keluarga (KK) mengungsi ketempat aman.
Bahkan berdasarkan data per Sabtu (4/12), kejadian bencana awan panas guguran Gunung Semeru juga telah berdampak di enam desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Baca Juga: Kepala BNPB ke Lokasi Terdampak Erupsi Semeru, Pastikan Penanganan Darurat Optimal
Sementara itu, sebaran abu vulkanik telah berdampak di 11 desa/kelurahan di sembilan kecamatan.
"Sedangkan kerusakan dan kerugian materil masih dalam proses pendataan lebih lanjut," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D dalam keterangan tertulisnya.
Terpisah, Bupati Lumajang Thoriqul Haq berharap, ada tambahan personel bantuan, guna persiapan evakuasi korban bencana alam pada Minggu (5/12/2021).
"Saya butuh tambahan relawan, kepada teman-teman komunitas dan lembaga, yang bisa membantu kami, untuk besok membantu guna mengevakuasi korban," ungkap bupati saat meninjau daerah terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru, di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Baca Juga: Jembatan Gladak Perak Terputus karena Lahar Dingin Gunung Semeru, Pengendara Diputar Balik
Bupati menerangkan, bahwa saat ini sudah ada bantuan personel dari BPBD Lumajang dan BPBD Kota Probolinggo untuk membantu di Wilayah Kecamatan Candipuro, sedangkan Pronojiwo malam ini juga sudah diluncurkan personel dari BPBD Kabupaten Malang.
Bupati beranggapan kekuatan personel yang turun saat ini masih belum cukup untuk membantu para korban.
Hal ini disebabkan karena bencana awan panas guguran saat ini lebih besar dampaknya dari pada tahun lalu. "Kita semua bergerak bersama-sama untuk melakukan evakuasi," ujarnya.
Bupati juga menegaskan, pada Sabtu malam, pihaknya bersama tim SAR dan relawan tidak bisa melakukan evakuasi langsung, dikarenakan sisa aliran lahar yang masih dalam kondisi panas dengan disertai derasnya hujan abu di sekitar wilayah terdampak.