MAJALENGKA, Klikaktual.com- Wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan atau Ciayumajakuning mulai masuk masa transisi pancaroba. Karena itu dalam sepekan ke depan perlu waspada hujan dalam intensitas lebat.
Menurut Petugas Prakirawan BMKG Kertajati Majalengka, Ahmad Faa Izyn, kondisi pada wilayah Ciayumajakuning pada umumnya sudah mulai masuk masa transisi atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.
Dia mengatakan kondisi cuaca saat ini bukan tergolong kemarau basah. Namun ada prediksi awan Cumulonimbus (CB) dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL/Occasional) dan selama 7 hari ke depan diprediksi terjadi di beberapa wilayah.
Baca Juga: Viral Ratusan Burung Gereja Mati di Halaman Balaikota Cirebon, Fenomena Aneh Apalagi Ini?
Prakiraan awal musim hujan di Ciayumajakuning ini masuk pada Oktober mendatang. Tanggal 1 sampai dengan 10 di wilayah selatan Majalengka atau dasarian 1. Sedangkan dasarian kedua mulai 11-20 Oktober disusul wilayah utara Majalengka pada akhir Oktober.
"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es)," kata Ahmad Faa Izyn.
"Cuaca ekstrem itu berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," sambung Ahmad Faa Izyn.
Baca Juga: Atlet Majalengka Ikut Sumbang Medali Paralimpiade, Namun NPCI Majalengka Minim Perhatian
Ya, dalam beberapa hari terakhir ini kondisi cuaca yang awalnya sangat panas, lalu mendadak beralih turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. BMKG Pusat menyebutkan ada beberapa perkembangan terkait kondisi ini.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam siaran persnya mengungkapkan dari perkembangan kondisi musim total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sesuai dengan prediksi sebelumnya di bulan Agustus yang lalu, sebanyak 14,6 persen akan mengawali musim hujan maju di bulan September 2021 ini.
Yakni meliputi Sumatera bagian tengah dan sebagian Kalimantan. Kemudian 39,1 persen wilayah pada Oktober 2021 meliputi Sumatera bagian selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Bali.
Baca Juga: Ancol Mulai Dibuka, Ini Sejumlah Persyaratan yang Harus Dijalankan oleh Pengunjung
Sementara itu, sebanyak 28,7 persen wilayah lainnya pada November 2021, meliputi sebagian Lampung, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis awal musim hujan pada periode 1981-2010, maka Awal Musim Hujan 2021/2022 di Indonesia diprakirakan maju pada 157 ZOM (45,9 persen), sama dengan rerata klimatologisnya pada 132 ZOM (38,6 persen), dan mundur pada 53 ZOM (15,5 persen).