BOGOR, Klikaktual.com- Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), puji Walikota Bogor Bima Arya karena bisa selesaikan polemik Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin. Lebih dari 10 tahun, kata JK, polemik itu akhirnya bisa diselesaikan.
Apresiasi tersebut disampaikan JK dalam forum webinar bertajuk ‘Memperkokoh Jembatan Kebangsaan: Belajar Mediasi Konflik dari Pengalaman Jusuf Kalla’. Kegiatan itu digelar Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina dalam rangka peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-76, Kamis (19/8/2021).
“Saya ingin menyampaikan dulu penghargaan kepada Mas Bima Arya bahwa sudah lebih dari 10 tahun perkara ini (polemik GKI Yasmin) bisa diselesaikan dengan formal,” ungkap JK, dikutip dari laman resmi Pemkot Bogor.
Baca Juga: Kota Bogor Punya 19.238 Ibu Hamil yang Harus Divaksin, Yuk Cek Target Vaksinasi Agustus Ini
Polemik GKI Yasmin, kata JK, bukan isu yang baru ia dengar. JK mengaku pernah berbicara dalam pertemuan para pendeta se-Indonesia di Makassar sekitar tahun 2010/2011.
“Salah satu pertanyaannya ada mengenai GKI Yasmin ini. Dia mengatakan ini tidak adil. Saya katakan dengan sederhana. Benar bahwa beribadah itu hak asasi semua orang. Tapi saya bilang, beribadah itu oleh Tuhan tidak ditentukan tempatnya. Anda boleh berdoa, beribadah di rumah, boleh di pantai, boleh di gunung, boleh di gereja di mana,” terang JK.
“Soal Gereja Yasmin itu soal bangunan. Jadi soal bangunan itu (urusan) walikota, bukan Tuhan. Tidak Tuhan mengatakan, doa Anda diterima kalau (beribadah) hanya di jalan itu. Tuhan itu adil, dimanapun doa kita diterima. Jadi, yang kita hadapi ini bukan soal hak asasi manusia,” sambung JK.
Baca Juga: Soal Kisruh Keraton Kasepuhan, Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi Minta Pemerintah Turun Tangan
JK mencontohkan, di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, Jakarta, walaupun ada hak asasi antara lain orang bebas berusaha atau semua orang berhak mendapat pendidikan, tapi bukan berarti di jalan tersebut bebas dibangun pasar atau gedung-gedung sekolah. “Itu tempatnya para bisnis. Tidak untuk bikin sekolahan atau pasar walaupun hak asasi ada disitu,” tandas JK.
JK melanjutkan, dalam pertemuan dengan para pendeta itu dirinya juga bilang bahwa toleransi jangan hanya mayoritas bertoleransi kepada minoritas. “Minoritas juga harus itu bertoleransi kepada yang besar. Yang besar menghormati yang kecil, yang kecil juga menghormati yang besar. Bukan hanya satu pihak. Karena itu, soal Yasmin ini bukan urusan Tuhan, tapi urusan walikota. Dan Anda harus taat kepada walikota,” imbuh JK.
“Sekali lagi apresiasi kepada Mas Bima walaupun dalam penyelesaiannya tidak mungkin 100 persen setuju. Kalau sudah setuju 70 persen ya tidak apa-apa yang 30 persen harus ikut yang besar. Jangan harap semua orang setuju. Toleransi itu kedua belah pihak, bukan hanya satu pihak,” pungkasnya.
Baca Juga: Jawa Barat Dapat Bantuan Paket Isoman dari Ustad Adi Hidayat, Suplemen hingga Buku-buku Agama
Seperti diketahui, pada tanggal 8 Agustus 2021 Pemerintah Kota Bogor secara resmi sudah menyerahkan dokumen izin mendirikan bangunan (IMB) Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di Cilendek Barat, Bogor.
Pada kesempatan itu Bima Arya memastikan Pemkot Bogor akan selalu mengawal pembangunan gedung gereja bersama warga sekitar. Pihaknya juga akan memastikan jemaat GKI Yasmin dapat beribadah dengan damai dan nyaman. ***