Akhirnya AMPTT membuat satu keputusan penting. Mereka menyusun strategi untuk melakukan gerakan pada 27 September 1945.
Gerakan AMPTT ini dipimpin oleh Soetoko sebagai koordinator dan dibantu oleh 3 wakil ketua, yakni Nawawi Alif, Hasan Zein dan Abdoel Djabar.
Saat hari penyerbuan, Pasukan AMPTT di bawah pimpinan Soewarno segera masuk gedung. Serbuan mendadak membuat tentara Jepang terpaksa menyerah dan meletakkan senjata.
Keesokan harinya, bekas pimpinan Jawatan PTT Jepang tidak diizinkan lagi masuk kantor. Mereka disuruh tinggal di rumah yang telah ditempeli tulisan Milik Republik Indonesia. Gedung Kantor Pusat PTT pun siang malam dijaga oleh para anggota AMPTT agar tidak direbut kembali oleh tentara Jepang.***