SETIAP tanggal 28 April masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Puisi Nasional.
Peringatan Hari Puisi Nasional juga menjadi momen mengenang wafatnya penyair Angkatan 45 Chairil Anwar.
Chairil Anwar tercatat sebagai penyair yang produktif di masanya. Sehingga pantas jika hari wafatnya pada 28 April dikenang menjadi Hari Puisi Nasional.
Baca Juga: Jadi Kue Lebaran, Ini Fakta Menarik tentang Nastar yang Mungkin Kamu Belum Tahu
Untuk diketahui, selama periode 1942–1949, Chairil Anwar telah menghasilkan 94 tulisan yang di dalamnya termasuk 70 sajak asli, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, dan 4 prosa terjemahan.
Pelopor puisi modern Indonesia ini memiliki karya-karya yang selalu melegenda.
Kemudian, gagasan dari puisi-puisinya yang mendobrak semangat, senantiasa melekat pada buku-buku pelajaran bahasa Indonesia.
Baca Juga: Diduga Hina Andika Kangen Band, Subscriber Zinidin Zidan Berkurang 4 Juta
Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan wafat di Jakarta, 28 April 1949. Karya-karyanya masih tetap terkenang di hati masyarakat Indonesia.
Hal ini terbukti dari banyaknya orang yang masih ramai membaca dan melantunkan karyanya.
Dengan demikian, nampaknya Hari Puisi Nasional ditetapkan pada hari wafatnya Chairil Anwar untuk mengenang, mendramatisasi sang penyair layaknya unsur drama dalam puisi.
Selain itu, untuk membangkitkan semangat berpuisi di dalam diri masyarakat Indonesia.***