TANGGAL 26 November diperingati sebagai Hari Tanpa Belanja. Cikal bakal Hari Tanpa Belanja ini pertama kali dicetuskan oleh seorang seniman bernama Ted Dave dari Vancouver, Kanada.
Hari Tanpa Belanja diperingati dengan tujuan untuk memberikan kesadaran dan kepekaan publik terhadap apa yang mereka beli.
Sejarah Hari Tanpa Belanja berawal pada tahun 1993 dan setiap tahunnya memiliki hari atau tanggal yang berbeda, karena Hari Tanpa Belanja di Amerika Serikat diperingati pada Black Friday atau sehari setelah perayaan Thanksgiving.
Baca Juga: Nagita Slavina Melahirkan, Raffi Ahmad Beri Kode soal Nama, Inisialnya R
Namun di Indonesia, Hari Tanpa Belanja biasanya diperingati pada hari Sabtu atau Minggu terakhir pada bulan November.
Hari Tanpa Belanja ini muncul sebagai protes terhadap konsumerisme yang berlebihan. Pada Hari Tanpa Belanja Nasional, kita diharapkan menahan diri untuk tidak berbelanja sepanjang hari tersebut.
Tentu ini bukan hal yang mudah karena kita terbiasa membeli berbagai barang, baik yang benar-benar dibutuhkan mau pun yang tidak.
Baca Juga: Jadwal WSBK 2022 Resmi Dirilis, Mandalika Kebagian November, Ini Daftar Lengkapnya
Pada awalnya, Hari Tanpa Belanja muncul di Vancouver, Kanada, pada bulan September 1992. Gerakan sehari tanpa belanja ini diinisiasi oleh seorang seniman bernama Ted Dave.
Peringatan ini muncul sebagai ajang untuk masyarakat menilai kembali masalah konsumsi berlebihan yang ada di masyarakat.
Pada tahun 1997, banyak negara memindahkan Hari Tanpa Belanja ke hari Jumat setelah Thanksgiving atau yang sering disebut dengan Black Friday.
Baca Juga: Penyelundup Salinan Drama Squid Game Dapat Hukuman Mati di Korea Utara
Pemindahan tanggal ini merupakan sesuatu yang memiliki makna simbolis karena Balck Friday merupakan salah satu tanggal belanja tersibuk di dunia.
Pada Black Friday, banyak perusahaan yang memberikan potongan harga besar-besaran. Belanja pada hari Black Friday sudah menjadi budaya yang tertanam di Amerika.