KUDETA berdarah dalam Gerakan 30 September 1965 atau populer disebut G30S/PKI itu, gagal. Itu setelah TNI mengetahui dan menumpas balik pemberontakan di bawah pimpinan DN Aidit dan Letkol Untung.
Karena pemberontakan itu, maka pemerintah Indonesia melakukan pembersihan dan menumpas orang-orang yang dituduh terlibat PKI.
Sebagian besar sejarawan sepakat menyatakan, setidaknya setengah juta orang yang dituduh terlibat pemberontakan PKI dibantai.
Baca Juga: Letjen Dudung Abdurachman, Calon Kuat KSAD TNI, Berapa Harta Kekayaannya?
Dilansir dari laman Wikipedia.org,
pembersihan dimulai pada Oktober 1965 di Jakarta.
Selanjutnya menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Bali. Pembantaian dalam skala kecil dilancarkan di sebagian daerah di pulau-pulau lainnya, terutama Sumatera. Pembantaian terburuk meletus di Jawa Tengah dan Timur.
Korban jiwa juga dilaporkan berjatuhan di Sumatera Utara dan Bali.
Petinggi-petinggi PKI diburu dan ditangkap. Petinggi PKI, Njoto, ditembak pada tanggal 6 November. Sementara Ketua PKI DN Aidit pada 22 November, dan Wakil Ketua PKI MH Lukman segera sesudahnya.
Kebencian terhadap komunis dikobarkan. Sehingga banyak penduduk Indonesia yang ikut serta dalam penumpasan ini.
Di beberapa tempat, angkatan bersenjata melatih dan menyediakan senjata kepada milisi-milisi lokal.
Baca Juga: Kapolri Rilis Biaya Tilang Terbaru? Cek Faktanya
Di tempat lain, para vigilante mendahului angkatan bersenjata, meskipun pada umumnya pembantaian tidak berlangsung sebelum tentara mengenakan sanksi kekerasan.
Di beberapa tempat, milisi tahu tempat bermukimnya komunis dan simpatisannya. Sementara di tempat lain tentara meminta daftar tokoh komunis dari kepala desa.