CIREBON, KLIKAKTUAL.COM - Tari topeng yang ada di Cirebon, tidak lepas dari periode awal penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para Wali Songo.
Di Cirebon sendiri pada abad ke-16, menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa bagian barat.
Dimana, Sultan Syekh Syarif Hidayatullah, yang merupakan seorang anggota Wali Songo bergelar Sunan Gunung Jati, bekerja sama dengan Sunan Kalijaga menggunakan tari topeng dan enam jenis kesenian lainnya.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Jualan Baju dan Celana Bekas Berkualitas di Kota Cirebon, Harga Murah Meriah
Seperti, wayang kulit, gamelan, renteng, brai, angklung, reog dan berokan.Yang digunakan sebagai sarana dakwah Islam.
Selain itu, kesenian-kesenian tersebut juga diciptakan sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai estetis, sehingga dapat digelar di lingkungan keraton.
Namun di era kolonial Hindia Belanda, tepatnya pada abad ke-17, terjadi pembatasan pergelaran kesenian di Keraton Cirebon.
Sehingga, kondisi ini membuat banyak para seniman tari, mengembangkan seni topeng di halaman kampungnya masing-masing.
Sejak pada saat itulah, akhirnya seni tari topeng berkembang di kalangan rakyat biasa.
Baca Juga: Perlawanan Sultan Agung Hanyokrokuso Mataram, Saat Mengusir Penjajah di Bumi Nusantara
Mengenai ciri khas tari topeng Cirebon adalah, terlihat pada gerakan tangan dan tubuh yang gemulai.
Sementara iringan musiknya, didominasi oleh kendang dan rebab yang dilakukan para wiyaga.
Biasanya, penari sendiri adalah dalang dari cerita tari tersebut. Keunikan lainnya adalah adanya proses pewarisan keahlian tari topeng dari generasi tua kepada yang lebih muda.
Seiring dengan perkembangan zaman, topeng Cirebon kemudian memiliki bentuk serta penyajiannya yang spesifik dengan menampilkan beberapa jenis tarian yang berbeda, yang disesuaikan dengan kedok yang digunakan.