Baca Juga: HUT RI ke 79 Tahun, Rakyat Palestina Bikin Video Ucapan Selamat Kemerdekaan Untuk Indonesia
Sesuai dengan urutannya tari topeng Cirebon, terdiri dari tari topeng panji, tari topeng samba, tari topeng rumyang, tari topeng temanggung, dan tari topeng kelana atau rahwana.
Dikutip dari laman Indonesia.go.id, Kelima jenis topeng ini, kemudian dikenal dengan nama panca wanda atau lima rupa.
Filosofi dari lima purwa topeng Cirebon, adalah mengandung makna siklus hidup manusia.
Pada masa kanak-kanak, disimbolkan dengan topeng panji, yang memiliki rupa dan gerakan tari yang lembut layaknya anak-anak.
Kemudian, ketika beranjak remaja, topeng samba menjadi perwakilan masa hidup manusia yang lincah dan penuh rasa ingin tahu.
Sedangkan topeng rumyang, mewakili siklus hidup manusia dewasa, rupanya yang bersemu merah menandakan kedewasaan.
Begitu pula gerakannya, yang semakin mantap menunjukkan manusia yang mendekati kemapanan.
Adapun untuk topeng temanggung, menceritakan siklus kehidupan manusia yang telah menginjak pada masa kematangan dan kemapanan sempurna.
Tari topeng kelana sering pula disebut topeng rawana. Sebutan itu mengacu pada salah satu tokoh yang ada dalam cerita Ramayana, yakni tokoh Rahwana.
Secara kebetulan, karakternya sama persis dengan tokoh Kelana dalam cerita panji. Di Cirebon, topeng kelana dan rawana kadang-kadang diartikan sebagai tarian yang sama.
Baca Juga: Joo Ji Hoon dan Jung Yu Mi Akan Membintangi Drama Romantis Terbaru, Ini Jadwal Rilisnya!
Namun, bagi beberapa dalang topeng, kedua tarian itu dibedakan berdasarkan kostumnya.
Tari topeng kelana, adalah gambaran seseorang yang bertabiat buruk, serakah, penuh amarah dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu.