CIREBON, klikaktual.com - Tahun 2050, Jakarta diprediksi akan tenggelam. Prediksi ini tampak begitu nyata dengan adanya sejumlah titik di wilayah Jakarta Utara yang telah berada di bawah permukaan air laut.
Hal ini diduga terjadi karena kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim. Sekaligus penurunan penggunaan air tanah secara berlebihan.
Edvin Aldrian, seorang Pakar Iklim dan Meteorologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan sejumlah wilayah Jakarta yang diprediksi akan tenggelam bukan disebabkan oleh perubahan iklim. Melainkan penggunaan air tanah secara berlebihan.
Baca Juga: Liga 1 Menggerakkan Ekonomi Rp9 Triliun, BRI Kembali Jadi Sponsor Utama
Fakta tindakan eksploitasi air tanah, diperburuk dengan area resapan yang minim sekaligus tata kelola perkotaan yang buruk menjadikan Jakarta dekat dengan bencana banjir, hingga prediksi akan tenggelam.
Ancaman nyata tenggelamnya Jakarta ini melibatkan keterkaitan kenaikan muka air laut dengan penurunan muka tanah.
Pasalnya, kenaikan muka air laut global akibat dampak pemanasan di Bumi mencapai 2,6 milimeter. Data ini disampaikan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
Baca Juga: Universitas Anwar Medika Krian Sidoarjo Adakan Pembukaan Pengabdian dan Penyuluhan kepada Masyarakat
Dilansir dari IPCC, kenaikan air laut di Jakarta sendiri menyentuh angka 3,6-3,7 milimeter per tahunnya. Sebaliknya, penurunan muka tanah yang terjadi di Jakarta menembus angka 100 centimeter. Tentu hal ini mengejutkan banyak pihak.
Selisih angka kenaikan muka air laut dan penurunan muka tanah di Jakarta yang relatif besar tersebut dipengaruhi oleh pemanasan global.
Menyikapi ancaman tersebut, Basuki Hadimuljono sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengarahkan adanya peringatan penghentian penggunaan air tanah, jika masyarakat telah dibantu akses air bersih perpipaan.
Menurut Menteri Basuki, langkah pipanisasi ini sebagai tindakan nyata untuk mencegah tenggelamnya Jakarta.
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan penyediaan air bersih bagi kehidupan sehari-hari masyarakat melalui perpipaan. Dalam hal ini, pemerintah mengadakan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dilakukan di tiga lokasi berbeda, meliputi SPAM Karian Serpong, SPAM Jatiluhur I, dan SPAM Juanda