KLIKAKTUAL.COM - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon berupaya mengoptimalkan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di seluruh wilayah pesisir. Langkah ini bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perikanan tangkap, yang selama ini dinilai belum maksimal.
Kabid Perikanan Tangkap, Pengolahan, dan Pengawasan DKPP Kabupaten Cirebon, Baihaqi, menyatakan bahwa pengelolaan TPI akan diperkuat melalui fasilitasi pembentukan manajemen berbasis *Prinsip Saling Menguntungkan* (Prisma).
"Kita akan membentuk yang selama ini tidak ada pengelolanya," ujar Baihaqi, Selasa, 21 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, dari tujuh TPI yang tersebar di pesisir Kabupaten Cirebon, hanya dua yang memiliki sistem pengelolaan aktif dan menjalankan proses pelelangan ikan secara teratur, yakni TPI Bondet dan TPI Karangreja.
"Sementara lima TPI lainnya tidak berjalan sebagaimana mestinya," ucapnya.
Baihaqi menilai, minimnya sumber daya manusia (SDM), keterbatasan fasilitas, serta sejumlah kendala lain menjadi penyebab tidak optimalnya lima TPI tersebut. Akibatnya, hasil tangkapan nelayan tidak melalui proses lelang resmi.
Sebaliknya, ikan hasil tangkapan langsung dijual ke para bakul, pihak yang sebelumnya memberikan modal operasional kepada nelayan. Situasi ini membuat sebagian nelayan terjebak dalam sistem utang yang membatasi mereka untuk menjual hasil tangkapan secara terbuka.
"Ini masalah klasik, bahwa nelayan ini punya sangkutan utang ke bakul. Jadi ketika dapat ikan enggak dilelang, diserahkan ke bakulnya. Karenanya harga jual ikan jadi tidak kompetitif," jelas Baihaqi.
Kondisi tersebut berbeda dengan TPI Bondet dan Karangreja yang menjalankan sistem lelang terbuka, sehingga harga jual ikan lebih kompetitif dan menguntungkan nelayan.
Melalui pembentukan pengelola berbasis Prisma, DKPP optimistis bisa menciptakan sistem pelelangan yang transparan dan meningkatkan nilai jual hasil tangkapan.
“PAD masih rendah banget, dibentuknya pengelola TPI nanti akan bisa menambah PAD. Karena PAD dari perikanan tangkap cuma Rp100 juta setahun. Jauh sama Indramayu yang sudah miliaran," terangnya.
DKPP mencatat, pada 2024 lalu, produksi perikanan tangkap nelayan Kabupaten Cirebon mencapai lebih dari 37 ribu ton. Nilai ekonomisnya diperkirakan mencapai Rp1,2 triliun. Jika dikelola dengan baik, dua persen dari nilai tersebut dapat menyumbang retribusi miliaran rupiah untuk PAD Kabupaten Cirebon.
Namun demikian, Baihaqi mengakui nelayan di Cirebon masih tergolong nelayan kecil. Aktivitas mereka cenderung one day fishing atau melaut hanya satu hari karena keterbatasan kapal dan jarak tempuh.
Kondisi geografis juga menjadi tantangan. Banyak kapal besar tidak bisa bersandar karena dangkalnya sungai. Hal ini membuat sebagian besar hasil tangkapan tidak dilelang di TPI.