KLIAKTUAL.COM - Pemerintah Kabupaten Cirebon, menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan dua kebijakan pendidikan nasional, yaitu Pembelajaran Mendalam (PM) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).
Kedua pendekatan ini, diyakini mampu meningkatkan kualitas pendidikan dasar secara menyeluruh, sejalan dengan visi Cirebon Beriman, yang menekankan nilai keimanan, kasih sayang dan kecerdasan berpikir.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi menegaskan, pendidikan yang berpusat pada anak adalah fondasi masa depan bangsa.
"Kami percaya bahwa pendidikan yang menumbuhkan rasa ingin tahu, empati dan kemampuan berpikir kritis akan membentuk generasi yang tangguh dan berakhlak," ujarnya di Pendopo Bupati Cirebon, pada hari Rabu, 27 Agustus 2025.
Imron menyampaikan, Pemkab Cirebon akan memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang telah dibangun bersama ekosistem pendidikan daerah untuk mendukung implementasi PM dan KBC.
Kolaborasi ini, telah berhasil mengurangi kesenjangan mutu pendidikan dasar, khususnya di wilayah pesisir.
Kepala BSKAP Kemendikdasmen, Toni Toharudin, mengapresiasi komitmen Kabupaten Cirebon dalam mendukung Pembelajaran Mendalam (PM).
Saat mengunjungi SD Negeri 3 Astanalanggar, Toni melihat guru telah menerapkan metode pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, serta rutin melakukan asesmen membaca untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan murid.
"Guru lebih percaya diri dalam mendorong rasa ingin tahu siswa, empati, kolaborasi, dan kemampuan berpikir kritis," terangnya.
Toni mencatat, meski belum semua guru mendapat pelatihan PM, namun semangat untuk menerapkan pembelajaran bermutu begitu tinggi di Kabupaten Cirebon.
Toni juga berharap pelatihan PM dapat diperluas agar lebih banyak guru terlibat.
Sementara itu, Faesal Musaad, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Agama RI, mengapresiasi semangat guru-guru MIS Assuniyah 3.
Ia melihat bahwa, prinsipi-prinsip KBC telah diterapkan di madrasah ini, sekalipun guru-guru MIS Assuniyah 3 belum mendapatkan pelatihan.
Penilaian itu disampaikan setelah melihat dampak penggunaan asesmen membaca, dan pendampingan belajar yang lebih intensif untuk siswa yang paling tertinggal.
"Guru telah menunjukkan cinta dan tanggung jawab dalam membantu anak-anak yang tertinggal. Ini adalah salah satu esensi dari KBC," ujarnya.