"Mari kita nyalakan lilin itu, dari Brebes hingga Cirebon, agar sinar pembangunan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menegaskan, kerja sama ini merupakan tonggak penting dalam menghadirkan solusi terintegrasi untuk pengentasan kemiskinan struktural.
Ia menyoroti peran koperasi sebagai tulang punggung model ekonomi rakyat yang mampu menghubungkan petani dengan sektor produksi, distribusi, hingga pasar.
"Penandatanganan MoU ini adalah langkah konkret menuju pengentasan kemiskinan struktural melalui pemberdayaan ekonomi lokal. Kami percaya koperasi dapat menjadi katalisator transformasi pertanian yang berkelanjutan," tutur Budiman.
Ia menambahkan, program ini melibatkan empat pemerintah daerah, Kota dan Kabupaten Cirebon, Brebes, Indramayu, dan Kuningan serta lima mitra swasta, termasuk PT Garam (Persero) dan perusahaan pengolahan limbah dari Belanda, Harvest Waste.
Sinergi multipihak ini dinilai penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur, teknologi, dan sumber daya lokal.
BP Taskin juga menyebutkan sembilan sektor prioritas dalam kolaborasi ini, antara lain pangan, energi baru terbarukan, industri kreatif, digital, pendidikan, kesehatan, transportasi, perumahan, dan hilirisasi produk.
Pendekatan lintas sektor ini, bertujuan mempercepat transformasi sosial ekonomi dan menciptakan pembangunan yang inklusif.
Model SCLSC yang diadopsi dalam program ini, adalah sistem rantai pasok semi tertutup, yang mengintegrasikan sektor produksi, pengolahan, distribusi, serta pemanfaatan limbah secara efisien dan berkelanjutan.
Skema ini berbasis koperasi dan UMKM sebagai aktor utama, sehingga masyarakat miskin dapat terlibat secara langsung dalam aktivitas ekonomi produktif.***