Gus Ipul juga menjelaskan, bahwa pemerintah akan menentukan indikator kemiskinan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), untuk memastikan bahwa mereka yang membutuhkan mendapatkan kesempatan terbaik melalui program ini.
"Kami menargetkan bahwa setiap Sekolah Rakyat bisa menampung sekitar 1.000 siswa, dengan masing-masing jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA memiliki kapasitas 300-500 siswa," tambahnya.
Pembangunan Sekolah Rakyat ini merupakan langkah besar yang juga didorong oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dalam sebuah pernyataan di hadapan para guru dan pegawai di Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Presiden Prabowo beberapa waktu lalu mengungkapkan, bahwa ia memiliki rencana untuk membangun sekolah-sekolah berasrama yang memberikan pendidikan berkualitas kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak hanya menawarkan pendidikan formal, tetapi juga pembekalan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.
Ia berharap para siswa yang belajar di Sekolah Rakyat, dapat berkembang menjadi individu yang siap menghadapi tantangan kehidupan dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa.
"Sekolah Rakyat adalah solusi untuk mengurangi ketimpangan pendidikan di negara kita. Kami ingin memastikan bahwa setiap anak di Indonesia, tanpa terkecuali, memiliki akses yang setara untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas," tuturnya.***