Pada kesempatan yang sama, Budayawan Cirebon, Jajat Sudrajat, memberikan penjelasan mengenai sejarah nama "Wangsakerta" yang diambil untuk aula ini.
Jajat mengungkapkan bahwa nama tersebut berasal dari Pangeran Raja Adipati (PRA) Wangsakerta, seorang tokoh sejarah penting di Cirebon. PRA Wangsakerta adalah salah satu putra dari Panembahan Ratu, penguasa Cirebon pada abad ke-17.
Dalam sejarahnya, PRA Wangsakerta dikenal sebagai sosok yang memimpin Cirebon ketika Panembahan Ratu beserta dua anaknya ditawan oleh Sultan Amangkurat I di Mataram pada tahun 1665.
Dalam situasi krisis tersebut, PRA Wangsakerta mengambil alih kepemimpinan dan menyelenggarakan pertemuan keluarga besar Panembahan yang dikenal dengan nama Gotrasawala, yang berarti diskusi keluarga.
Setelah situasi politik membaik, PRA Wangsakerta mendirikan padepokan yang terkenal dengan nama Paguron Kerapyak Natakaprabon (Keraton Kaprabonan), yang menjadi pusat pemikiran dan kebudayaan Cirebon.
"Sejarah ini menunjukkan bahwa semangat kepemimpinan dan kebijakan PRA Wangsakerta berperan penting dalam perkembangan sejarah Cirebon," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Jajat, pemberian nama Aula Wangsakerta diharapkan dapat menginspirasi semangat kerja yang berlandaskan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan lokal, serta mempererat hubungan antara generasi masa kini dengan warisan leluhur.
"Aula Wangsakerta bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan akan identitas Cirebon yang kaya akan sejarah dan budaya," jelasnya.***