JAKARTA, Klikaktual.com - Perusahaan ternama yang cukup dikenal sebagai pembuat material baterai asal China dari CNGR Advanced Material Co dalam waktu dekat akan membangun kawasan industri untuk fasilitas baterai terintegrasi dengan nilai investasi sebesar Rp164,93 triliun asumsi kurs kini.
Director of PR CNGR Indonesia, Magdalena Veronika tidak menjelaskan dengan lengkap ihwal lokasi kawasan industri tersebut namun lahan dibutuhkan seluas 3.000 hingga 5.000 hektare.
Selain itu, Veronika mengatakan bahwa investasi itu akan memakan waktu 10 hingga 15 tahun yang terdiri dari 3 tahapan.
“Rencana kami adalah kami bisa mengembangkan suatu industri terintegrasi, tetapi kami butuh area yang cukup,” ujarnya.
“Itu yang kami terus menerus koordinasi dengan pemerintah terutama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM],”
“Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi agar bisa didukung kami bisa terintegrasi hingga closed loop untuk advanced material,” ucap Veronika.
Keterangan resmi dari Veronika, pihaknya telah mengajukan kawasan industri tersebut sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dinamakan Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KITHK).
Hal tersebut terjadi karena perusahaan CNGR yang bergerak di bidang manufaktur, di mana rantai pasoknya berupaya untuk dibawa ke indonesia.
Berdasarkan dalam catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, CNGR ialah salah satu grup perusahaan besar dari China yang bergerak di industri pengolahan nikel dari hulu sampai hilir.
Tak hanya sebagai industri terintegrasi dalam pengolahan nikel, perusahaan CNGR yang memproduksi sintesa prekursor terner dan nikel elektrolitik.
Perusahaan CNGR memiliki rencana untuk melakukan investasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun ke depan dan sejak 2021 telah melakukan investasi senilai Rp32,1 triliun di Indonesia.
CNGR telah berhasil dalam bangun fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara dan Weda Bay serta Batulicin.