Ia pun menjelaskan bahwa, selama satu minggu bekerja, Pegi masih berada di Bandung.
"Selama disana kerja, di Bandungnya saya lupa namanya ke rumahnya, bikin rumahnya pak Aceng. Saya disana cuma satu minggu," ujarnya.
"Pas tanggal 27 Agustus saya pulang, ngomong sama Pegi, Parman, Ibnu, sama Robi," sambungnya.
Bahkan saat pembunuhan Vina Cirebon terjadi, Bondol mengakui bahwa Pegi yang justru mengantarnya ke terminal.
Sehingga, ia yakin tuduhan yang dilontarkan ke temannya menjadi pelaku pembunuhan pun tak dipercayanya.
"Saya gak betah mau pulang, oh iya nanti gampang. Bang Bondol nanti saya antar sampai jalan raya saja ya naik angkot. Sampai angkot datang yang nganter, Robi, Ibnu, sama si Pegi," jelasnya.
Baca Juga: Keren, Tiga Makanan Khas Indonesia Masuk dalam Daftar Salad Terlezat di Dunia
"Tanggal 27 Agustus tahun 2016 jam 8 saya naik angkot, malam habis gajian saya langsung naik angkot leuwipanjang, naik angkot goldwil sama si Pegi, si Pegi sampai ke angkot saja sampai terminal," sambungnya.
Pada saat Bandol sampai di Cirebon, ia justru baru menyadari adanya kejadian kecelakaan yang menewaskan Vina dan Eki itu.
"Iya di Bandung, terus saya pakai bus sudah dapat sekitar jam 11 lebih atau kurang lah sampai ke Cirebon di KM 202 saya turun. Iya kolong jembatan, saya jalan kaki di bawah lihat ada polisi atau banyak orang, saya naik ke atas," ungkapnya.
"Waktu itu ada kejadian kecelakaan katanya, info awalnya. Usut-usut ada yang kerasukan itu temannya si Vina," sambungnya.
Pada saat rumah Pegi digrebeg di tahun 2016, Bondol pun mengaku mengetahui kejadian tersebut.
"Pegi pelakunya begitu, rumah pegi digrebeg malam gak tahu saya jam berapanya, saya main ke rumahnya bener gak. Saya main, ada ibu Peginya," ungkapnya.